Ajari Anak Sopan Santun
Rasulullah SAW bersabda : "Tidak ada yang lebih baik yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya yang lebih utama daripada sopan santun."
(HR. Thabrani)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
All about Images
Rasulullah SAW bersabda : "Tidak ada yang lebih baik yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya yang lebih utama daripada sopan santun."
Rasulullah SAW bersabda : "Tiap-tiap pekerjaan penting yang tidak dimulai dengan bismillah maka pekerjaan itu kurang berkah."
Rasulullah SAW bersabda : "Hendaknya engkau berkata baik dan banyak memberi makanan."
Rasulullah SAW bersabda : "Kebanyakan dosa anak Adam AS itu berasal dari mulutnya. "
Rasulullah SAW bersabda : "Carilah rezeki dan kebutuhan-kebutuhan di dini hari, karena pagi hari itu berkah dan ada kesuksesan."
Rasulullah SAW bersabda : "Keluarkanlah derma atau bermurah hatilah kalian. Dan janganlah mengungkit-ungkit karena kelak kamu akan diungkit oleh Allah SWT. Dan janganlah kalian memata-matai apa yang telah kalian berikan kepada orang lain, karena kelak kalian akan dimata-matai oleh Allah SWT."
Lahirnya Hari Ibu di Indonesia
Peringatan Hari Ibu diawali dari berkumpulnya para pejuang perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra dan mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Salah satu hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Namun penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Bahkan, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember ini sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959.
Para pejuang perempuan tersebut berkumpul untuk menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Para feminis ini menggarap berbagai isu tentang persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum perempuan. Tak hanya itu, masalah perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan masih banyak lagi, juga dibahas dalam kongres itu. Bedanya dengan jaman sekarang, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis untuk perkembangan perempuan, tanpa mengusung kesetaraan jender.
Penetapan Hari Ibu ini diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Selain itu, Hari Ibu juga merupakan saat dimana kita mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini.
Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu. Berbagai kegiatan dan hadiah diberikan untuk para perempuan atau para ibu, seperti memberikan kado istimewa, bunga, aneka lomba untuk para ibu, atau ada pula yang membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.
Bagaimana dengan perayaan Hari Ibu Anda, adakah hadiah untuk ibu tercinta?
Sumber: ayahbunda
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Lahirnya Hari Ibu di Indonesia
Peringatan Hari Ibu diawali dari berkumpulnya para pejuang perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra dan mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Salah satu hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Namun penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Bahkan, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember ini sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959.
Para pejuang perempuan tersebut berkumpul untuk menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Para feminis ini menggarap berbagai isu tentang persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum perempuan. Tak hanya itu, masalah perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan masih banyak lagi, juga dibahas dalam kongres itu. Bedanya dengan jaman sekarang, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis untuk perkembangan perempuan, tanpa mengusung kesetaraan jender.
Penetapan Hari Ibu ini diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Selain itu, Hari Ibu juga merupakan saat dimana kita mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini.
Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu. Berbagai kegiatan dan hadiah diberikan untuk para perempuan atau para ibu, seperti memberikan kado istimewa, bunga, aneka lomba untuk para ibu, atau ada pula yang membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.
Bagaimana dengan perayaan Hari Ibu Anda, adakah hadiah untuk ibu tercinta?
Sumber: ayahbunda
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Rasulullah SAW bersabda : "Doa orang tua buat anaknya laksana doa Nabi buat umatnya."
Rasulullah SAW bersabda : "Sinarilah rumah-rumah kalian dalam batas kemampuan kalian. Karena sesungguhnya rumah yang dibacakan Alquran di dalamnya penghuninya merasa lega dan berlimpah kebaikannya serta dihadiri para malaikat dan setan menyingkir darinya. Dan sesungguhnya rumah yang didalamnya tidak dibacakan Alquran di dalamnya akan terasa sesak bagi penghuninya dan sedikit kebaikannya, dijauhi malaikat dan dihadiri setan."
Rasulullah SAW bersabda : "Tidaklah seseorang memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu dengan sempurna dan shalat dengan khusyu, sambil memelihara ruku'nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa."
Rasulullah SAW bersabda : "Sucikanlah raga ini pasti Allah SWT akan mensucikanmu. Karena sesungguhnya tidaklah ada dari seorang hamba yang tidur dalam keadaan suci kecuali ada bersamanya satu malaikat di rambutnya dan tidaklah dia berbalik di malam hari kecuali malaikat itu berkata : 'Ya Allah SWT ampunilah hamba-Mu karena sesungguhnya dia tidur dalam keadaan suci'."
Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari suatu pengetahuan (agama), Allah SWT akan memudahkan baginya jalan menuju surga".
Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang suka melambat-lambatkan pekerjaannya maka tidak akan dipercepat hartanya."
Senyummu pada saudaramu adalah sedekah, perintah melakukan kebaikan dan melarang kemunkaran adalah sedekah, petunjukmu pada seseorang tatkala dia tersesat dari jalan adalah sedekah, membuang batu, duri dan tulang dari jalan adalah sedekah bagimu. Memberikan air yang ada dalam timbamu pada timba saudaramu adalah sedekah."
Rasulullah SAW bersabda : "Setiap anak Adam pasti ada salahnya dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah yang banyak bertaubat."
بِسْمِ اَللّهِ الرّحْمن الرّحيم
Islamedia - Barusan ane istirahat makan di kantor ane, kebetulan kantor ane
Banyak pengemis, gelandangan dan orang-orang yang tingkat kehidupannya
(maaf) dibawah kesejahteraan.
Sebelum nyari makan, ane beli rokok dulu gan biar tar abis makan ga bingung
nyari rokok.. Ane nyalain satu batang..
Sambil ngerokok ane jalan buat nyari tempat yang enak buat duduk dan makan.
sampe akhirnya ane nemu sebuah tempat yang menurut ane enak dan teduh,ane
celingukan soalnya semua tempat duduk uda dipake orang-orang.
Di sela-sela celingukan ane, seorang bapak tua bilang ke ane:
"Silakan pak, disini aja duduk sama saya" katanya..
ane iyain aja gan, meskipun rada panas tapi yang ada cuman disitu doang..
Ane perhatiin bapak itu gan, orangnya uda tua banget, kurus, giginya uda
ompong,rambutnya uda putih semua, bawa-bawa tas besar ama kresek isinya
plastik-plastik gitu..
Ane ga sempat foto gan,ga enak juga kalo ane moto2, tar dikira apaan..
Dimulailah obrolan ane ama bapak itu gan
Ane : A
Bapak: B
A: lagi nunggu apa pak?
B: nggak mas, ini cuma duduk-duduk aja abis cari sampah seharian.. capek..
A: Jalan dari jam brapa pak?
B: dari pagi mas, uda lumayan banyak dapetnya ini..
A: oohhh...
Obrolan sempat brenti bentar gan, ane nikmatin rokok, bapaknya ngerapiin
plastik2nya gitu..
Sampe pada akhirnya ane liat si Bapak pijet2in kepalanya gitu sambil hela
napas panjang..
A: pusing ya pak? siang2 panas gini emang bikin pusing..
B: (ketawa kecil) iya mas.. agak pusing kepala saya..
A: bapak ngerokok? ini kalau bapak mau.. (sambil ane sodorin rokok ane yang
tinggal sebatang)
B: nggak mas makasih, saya nggak ngerokok.. sayang uangnya,mending buat
makan daripada beli rokok.. lagian ga bagus juga buat badan.
Dalem ati gw rada tertohok juga gan..
A: iya juga sih pak.. (nginjek rokok ane)
Abis itu gw denger suara perut gan.. *kruuuuukk* gitu..
gw spontan noleh ke arah si bapak.
A: Bapak belum makan pak?
B: (senyum) belum mas, aga nanti mungkin..
A: wah, tar tambah pusing pak?
B: iya mas, saya udah biasa kok..
ga lama, kedengeran lagi bunyi perutnya gan..
A: Bapak beneran ga mau makan pak?
B: iya mas,nanti aja...
gw uda ngerasa kalo bapak ini bukannya ga mau makan gan,tapi beliau ga
punya uang buat makan..
A: bentar ya pak, saya ke warung dulu pesen makan..
B: oh.. iya mas, silakan..
ane nyamperin tukang nasi padang terdekat, ane pesen buat ane sendiri ama
ane inisiatif beliin nasi ma ayam buat si bapak. Selese pesen, ane bawa tu
nasi dua piring ke tempat duduk tadi, trus duduk..
Ane mau langsung ngasi tapi kok ane takut kalo bapaknya salah tangkep ato
tersinggung gan, jadi ane akting dikit..
Ane pura-pura dapet telpon dari temen ane
A: (pura2 telpon) yaaah? ga jadi kesini? uda gw beliin nih... ooohh..
gitu... yauda deh gapapa..
*belaga tutup telpon*
A: wah payah nih temen saya,uda dibelikan makanan ternyata ga jadi..
B: (senyum) ya ga papa mas,dibungkus aja nanti bisa dimakan sore..
A: wah, keburu basi pak kalo nanti sore.. dimakan sekarang pasti ga abis..
gimana ya? mmmm... Bapak kan belum makan siang,ini makanan daripada sayang
ga ada yang makan gimana kalo bapak aja yang makan pak? nemenin saya makan
sekalian pak..
B: waduh mas, saya ga punya uang buat bayarnya..
tepat dugaan ane, dalem ati..
A: gapapa pak, makan aja.. saya bayarin dah! saya lagi ulang taun hari
ini..(bo'ong)
B: wah.. beneran ga papa mas? saya malu..
A: lho? ngapain malu pak? udah bapak makan aja..
B: iya mas, selamat ulang tahun ya mas..
A: iya pak.. bapak mau mesen minum sekalian nggak? saya mau pesen..
B: nggak mas.. nggak usah..
Ane manggil tukang minuman, ane mesen 2 es teh manis..
B: lho mas? saya nggak pesen..
A: iya pak, saya beli dua.. haus banget soalnya..(ane bo'ong lagi gan)
Tanpa gw duga gan, si bapak netes aermatanya.. beliau ngucap syukur berkali
kali.. beliau ngomong ke ane..
B: mas, saya makasih sudah dibelikan makanan.. saya belum makan dari
kemarin sebetulnya. cuma saya malu mas, saya inginnya beli makan sama uang
sendiri karena saya bukan pengemis.. saya sebetulnya lapar sekali mas, tapi
saya belum dapet uang hasil nyari sampah..
Ane tertegun denger omongan beliau gan, ga sadar ane ikut ngerasa perih
banget dalem ati.. nyesek banget dalem ati ane,ane secara ga sadar hampir
netesin aermata.. tapi ane berlagak cool..
A: yauda, bapak makan aja nasinya.. nanti kalau kurang saya pesankan lagi
ya pak? jangan malu-malu..
B: (masi nangis) iya mas.. makasih banyak ya mas.. nanti yang diatas yang
bales..
A: iya pak makasi doanya..
Akhirnya ane makan berdua ama beliau,sambil cerita-cerita..
dari cerita beliau ane tau kalo beliau punya dua anak, yang atu uda
meninggal karena kecelakaan. yang atunya uda pergi dari rumah ga
pulang-pulang udah 3 tahun. istri beliau uda meninggal kena kanker tahun
lalu. dan parahnya lagi rumahnya diambil ama orang kredit gara-gara ga bisa
ngelunasin uang pinjaman buat ngobatin istrinya..
Miris banget ane dengerin cerita beliau gan, sebatang kara, ga punya rumah,
anaknya durhaka, jarang makan.. malah beliau crita pernah dipalak preman
waktu mulung di jakarta..
Rasanya ane beruntung banget ama kondisi ane sekarang, ane nyesel pernah
ngeluh tentang kerjaan ane, tentang kondisi kosan ane, dsb.. sedangkan
bapak ini dengan kondisi yang serba kekurangan masih selalu tersenyum..
rasanya sepiring nasi padang dan segelas es teh yang ane kasi ga setimpal
banget ama pelajaran yang ane dapet..
tadi ane belum ambil uang, jadi ane cuma ngasi seadanya kembalian dari
warung padang ke bapak itu,itupun pake eyel2an dulu ma bapaknya soalnya
beliau ga mau dikasi uang. tapi akhirnya dengan sedikit maksa ane kasi uang
ke beliau. ane didoain banyak banget ama bapak tadi..
Dan ada satu hal yang bikin ane tercengang waktu mau ninggalin tempat tadi..
sambil jalan ane noleh ke belakang, si bapak udah ga ada.. ane cariin
bentar,ternyata si bapak ada di depan kotak amal masjid masukin duit ke
dalem kotakan itu! gw makin tersentuh ma beliau.. di tengah-tengah kesulitan yang beliau
alami, beliau masi sempet amal! berbagi dengan orang lain..
Ane mewek gan.. ane ngerasa kecil banget sebagai manusia.. ane ngerasa
ditunjukin sesuatu yang bener-bener hebat!
Ane berdoa semoga bapak itu dilancarkan segala urusannya, diberi kemudahan
dan rejeki berlimpah, dan selalu berada dalam lindungan Tuhan ^_^
—
Copas dari Fb : Islamedia
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Sayyidul istigfar stiap sholat fardlu, fadilahnya jk kt meninggal setelah kt baca Allah swt mengampuninya.
Sayyidul istigfar stiap sholat fardlu, fadilahnya jk kt meninggal setelah kt baca Allah swt mengampuninya.
Dalam Hadits Rasulullah saw bersabda, "Setiap pekerjaan yang baik, jika tidak dimulai dengan "Bismillah" (menyebut nama Allah) maka (pekerjaan tersebut) akan terputus (dari keberkahan Allah)".
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, seketika itu pula kota Madinah bising dengan tangisan ummat Islam; antara percaya – tidak percaya, Rasul Yang Mulia telah meninggalkan para sahabat. Beberapa waktu kemudian, seorang arab badui menemui Umar dan dia meminta, "Ceritakan padaku akhlak Nabi Muhammad SAW!". Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia menyuruh Arab badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yg sama, Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tersebut menjumpai Ali bin Abi Thalib.
Orang Badui ini mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi Muhammad SAW, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi Muhammad SAW. Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Nabi Muhammad SAW. Dengan berharap-harap cemas, Badui ini menemui Ali. Ali dengan linangan air mata berkata, "Ceritakan padaku keindahan dunia ini!." Badui ini menjawab, "Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini…" Ali menjawab, "Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Nabi Muhammad SAW, sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh Muhammad memiliki budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam[68]: 4)"
Badui ini lalu menemui Siti Aisyah r.a. Isteri Nabi Muhammad SAW yang sering disapa "Khumairah" oleh Nabi Muhammad SAW ini hanya menjawab, khuluquhu al-Qur'an (Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur'an). Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW itu bagaikan Al-Qur'an berjalan. Badui ini tidak puas, bagaimana bisa ia segera menangkap akhlak Nabi Muhammad SAW kalau ia harus melihat ke seluruh kandungan Qur'an. Aisyah akhirnya menyarankan Badui ini untuk membaca dan menyimak QS Al-Mu'minun[23]: 1-11.
Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi Muhammad SAW, linangan air mata-lah jawabannya, karena mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu menceritakan satu fragmen yang paling indah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi terakhir ini.
Mari kita kembali ke Aisyah. Ketika ditanya, bagaimana perilaku Nabi Muhammad SAW, Aisyah hanya menjawab, "ah semua perilakunya indah." Ketika didesak lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya, sebagai seorang isteri. "Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami sudah masuk dalam selimut, dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku berkata, 'Ya Aisyah, izinkan aku untuk menghadap Tuhanku terlebih dahulu.'" Apalagi yang dapat lebih membahagiakan seorang isteri, karena dalam sejumput episode tersebut terkumpul kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa hormat dari seorang suami, yang juga seorang utusan Allah.
Nabi Muhammad SAW jugalah yang membikin khawatir hati Aisyah ketika menjelang subuh Aisyah tidak mendapati suaminya disampingnya. Aisyah keluar membuka pintu rumah. terkejut ia bukan kepalang, melihat suaminya tidur di depan pintu. Aisyah berkata, "Mengapa engkau tidur di sini?" Nabi Muhammmad SAW menjawab, "Aku pulang sudah larut malam, aku khawatir mengganggu tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu. itulah sebabnya aku tidur di depan pintu." Mari berkaca di diri kita masing-masing. Bagaimana perilaku kita terhadap isteri kita? Nabi Muhammad SAW mengingatkan, "berhati-hatilah kamu terhadap isterimu, karena sungguh kamu akan ditanya di hari akhir tentangnya." Para sahabat pada masa Nabi Muhammad SAW memperlakukan isteri mereka dengan hormat, mereka takut kalau wahyu turun dan mengecam mereka.
Buat sahabat yang lain, fragmen yang paling indah ketika sahabat tersebut terlambat datang ke Majelis Nabi Muhammad SAW. Tempat sudah penuh sesak. Ia minta izin untuk mendapat tempat, namun sahabat yang lain tak ada yang mau memberinya tempat. Di tengah kebingungannya, Rasul memanggilnya. Nabi Muhammad SAW memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup dengan itu, Rasul pun melipat sorbannya lalu diberikan pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut dengan berlinangan air mata, menerima sorban tersebut namun tidak menjadikannya alas duduk akan tetapi mencium sorban Nabi Muhammad SAW.
Senangkah kita kalau orang yang kita hormati, pemimpin yang kita junjung tiba-tiba melayani kita bahkan memberikan sorbannya untuk tempat alas duduk kita. Bukankah kalau mendapat kartu lebaran dari seorang pejabat saja kita sangat bersuka cita. Begitulah akhlak Nabi Muhammad SAW, sebagai pemimpin ia ingin menyenangkan dan melayani bawahannya. Dan tengoklah diri kita. Kita adalah pemimpin, bahkan untuk lingkup paling kecil sekalipun, sudahkah kita meniru akhlak Rasul Yang Mulia.
Nabi Muhammad SAW juga terkenal suka memuji sahabatnya. Kalau kita baca kitab-kitab hadis, kita akan kebingungan menentukan siapa sahabat yang paling utama. Terhadap Abu Bakar, Rasul selalu memujinya. Abu Bakar-lah yang menemani Rasul ketika hijrah. Abu Bakarlah yang diminta menjadi Imam ketika Rasul sakit. Tentang Umar, Rasul pernah berkata, "Syetan saja takut dengan Umar, bila Umar lewat jalan yang satu, maka Syetan lewat jalan yang lain." Dalam riwayat lain disebutkan, "Nabi Muhammad SAW bermimpi meminum susu. Belum habis satu gelas, Nabi Muhammad SAW memberikannya pada Umar yang meminumnya sampai habis. Para sahabat bertanya, Ya Rasul apa maksud (ta'wil) mimpimu itu? Rasul menjawab ilmu pengetahuan."
Tentang Utsman, Rasul sangat menghargai Ustman karena itu Utsman menikahi dua putri Nabi Muhammad SAW, hingga Utsman dijuluki dzu an-Nurain (pemilik dua cahaya). Mengenai Ali, Rasul bukan saja menjadikannya ia menantu, tetapi banyak sekali riwayat yang menyebutkan keutamaan Ali. "Aku ini kota ilmu, dan Ali adalah pintunya." "Barang siapa membenci Ali, maka ia merupakan orang munafik."
Lihatlah diri kita sekarang. Bukankah jika ada seorang rekan yang punya sembilan kelebihan dan satu kekurangan, maka kita jauh lebih tertarik berjam-jam untuk membicarakan yang satu itu dan melupakan yang sembilan. Ah…ternyata kita belum suka memuji; kita masih suka mencela. Ternyata kita belum mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.
Saya pernah mendengar ada seorang ulama yang mengatakan bahwa Allah pun sangat menghormati Nabi Muhammad SAW. Buktinya, dalam Al-Qur'an Allah memanggil para Nabi dengan sebutan nama: Musa, Ayyub, Zakaria, dll. tetapi ketika memanggil Nabi Muhammad SAW, Allah menyapanya dengan "Wahai Nabi". Ternyata Allah saja sangat menghormati beliau.
Para sahabatpun ditegur oleh Allah ketika mereka berlaku tak sopan pada Nabi Muhammad SAW. Alkisah, rombongan Bani Tamim menghadap Rasul. Mereka ingin Rasul menunjuk pemimpin buat mereka. Sebelum Nabi Muhammad SAW memutuskan siapa, Abu Bakar berkata: "Angkat Al-Qa'qa bin Ma'bad sebagai pemimpin." Kata Umar, "Tidak, angkatlah Al-Aqra' bin Habis." Abu Bakar berkata ke Umar, "Kamu hanya ingin membantah aku saja," Umar menjawab, "Aku tidak bermaksud membantahmu." Keduanya berbantahan sehingga suara mereka terdengar makin keras. Waktu itu turunlah ayat: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya. Takutlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha Mendengar dan maha Mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menaikkan suaramu di atas suara Nabi. janganlah kamu mengeraskan suara kamu dalam percakapan dengan dia seperti mengeraskan suara kamu ketika bercakap sesama kamu. Nanti hapus amal-amal kamu dan kamu tidak menyadarinya (al-hujurat 1-2)
Setelah mendengar teguran itu Abu Bakar berkata, "Ya Rasul Allah, demi Allah, sejak sekarang aku tidak akan berbicara denganmu kecuali seperti seorang saudara yang membisikkan rahasia." Umar juga berbicara kepada Nabi Muhammad SAW dengan suara yang lembut. Bahkan konon kabarnya setelah peristiwa itu Umar banyak sekali bersedekah, karena takut amal yang lalu telah terhapus. Para sahabat Nabi Muhammad SAW takut akan terhapus amal mereka karena melanggar etiket berhadapan dengan Nabi Muhammad SAW.
Dalam satu kesempatan lain, ketika di Mekkah, Nabi Muhammad SAW didatangi utusan pembesar Quraisy, Utbah bin Rabi'ah. Ia berkata pada Nabi Muhammad SAW, "Wahai kemenakanku, kau datang membawa agama baru, apa yang sebetulnya kau kehendaki. Jika kau kehendaki harta, akan kami kumpulkan kekayaan kami, Jika Kau inginkan kemuliaan akan kami muliakan engkau. Jika ada sesuatu penyakit yang dideritamu, akan kami carikan obat. Jika kau inginkan kekuasaan, biar kami jadikan engkau penguasa kami"
Nabi Muhammad SAW mendengar dengan sabar uraian tokoh musyrik ini. Tidak sekalipun beliau membantah atau memotong pembicaraannya. Ketika Utbah berhenti, Nabi Muhammad SAW bertanya, "Sudah selesaikah, Ya Abal Walid?" "Sudah." kata Utbah. Nabi membalas ucapan utbah dengan membaca surat Fushilat. Ketika sampai pada ayat sajdah, Nabi Muhammad SAW bersujud. Sementara itu Utbah duduk mendengarkan Nabi Muhammad SAW sampai menyelesaikan bacaannya.
Peristiwa ini sudah lewat ratusan tahun lalu. Kita tidak heran bagaimana Nabi Muhammad SAW dengan sabar mendengarkan pendapat dan usul Utbah, tokoh musyrik. Kita mengenal akhlak Nabi dalam menghormati pendapat orang lain. Inilah akhlak Nabi Muhammad SAW dalam majelis ilmu. Yang menakjubkan adalah perilaku kita sekarang. Bahkan oleh si Utbbah, si musyrik, kita kalah. Utbah mau mendengarkan Nabi dan menyuruh kaumnya membiarkan Nabi Muhammad SAW berbicara. Jangankan mendengarkan pendapat orang kafir, kita bahkan tidak mau mendengarkan pendapat saudara kita sesama muslim. Dalam pengajian, suara pembicara kadang-kadang tertutup suara obrolan kita. Masya Allah!
Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah dalam episode hijrah, ada utusan kafir Mekkah yang meminta janji Nabi Muhammad SAW bahwa Nabi akan mengembalikan siapapun yang pergi ke Madinah setelah perginya Nabi. Selang beberapa waktu kemudian. Seorang sahabat rupanya tertinggal di belakang Nabi. Sahabat ini meninggalkan isterinya, anaknya dan hartanya. Dengan terengah-engah menembus padang pasir, akhirnya ia sampai di Madinah. Dengan perasaan haru ia segera menemui Nabi Muhammad SAW dan melaporkan kedatangannya. Apa jawab Nabi? "Kembalilah engkau ke Mekkah. Sungguh aku telah terikat perjanjian. Semoga Allah melindungimu." Sahabat ini menangis keras. Bagi Nabi Muhammad SAW janji adalah suatu yang sangat agung. Meskipun Nabi Muhammad SAW merasakan bagaimana besarnya pengorbanan sahabat ini untuk berhijrah, bagi Nabi janji adalah janji; bahkan meskipun janji itu diucapkan kepada orang kafir. Bagaimana kita memandang harga suatu janji, merupakan salah satu bentuk jawaban bagaimana perilaku Nabi Muhammad SAW telah menyerap di sanubari kita atau tidak.
Dalam suatu kesempatan menjelang akhir hayatnya, Nabi Muhammad SAW berkata pada para sahabat, "Mungkin sebentar lagi Allah akan memanggilku, aku tak ingin di padang mahsyar nanti ada diantara kalian yang ingin menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Bila ada yang keberatan dengan perbuatanku pada kalian, ucapkanlah!" Sahabat yang lain terdiam, namun ada seorang sahabat yang tiba-tiba bangkit dan berkata, "Dahulu ketika engkau memeriksa barisan disaat ingin pergi perang, kau meluruskan posisi aku dengan tongkatmu. Aku tak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, tapi aku ingin menuntut qishash hari ini." Para sahabat lain terpana, tidak menyangka ada yang berani berkata seperti itu. Kabarnya Umar langsung berdiri dan siap "membereskan" orang itu. Nabi Muhammad SAW melarangnya. Nabi pun menyuruh Bilal mengambil tongkat ke rumah Nabi. Siti Aisyah yang berada di rumah Nabi Muhammad SAW keheranan ketika Nabi meminta tongkat. Setelah Bilal menjelaskan peristiwa yang terjadi, Aisyah pun semakin heran, mengapa ada sahabat yang berani berbuat senekad itu setelah semua yang Rasul berikan pada mereka.
Rasul memberikan tongkat tersebut pada sahabat itu seraya menyingkapkan bajunya, sehingga terlihatlah perut Nabi Muhammad SAW. Nabi berkata, "lakukanlah!" Detik-detik berikutnya menjadi sangat menegangkan. Tetapi terjadi suatu keanehan. Sahabat tersebut malah menciumi perut Nabi Muhammad SAW dan memeluk beliau seraya menangis, "Sungguh maksud tujuanku hanyalah untuk memelukmu dan merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu!. Aku ikhlas atas semua perilakumu wahai Rasulullah." Seketika itu juga terdengar ucapan, "Allahu Akbar" berkali-kali. sahabat tersebut tahu, bahwa permintaan Nabi Muhammad SAW itu tidak mungkin diucapkan kalau Nabi Muhammad SAW tidak merasa bahwa ajalnya semakin dekat. Sahabat itu tahu bahwa saat perpisahan semakin dekat, ia ingin memeluk Nabi Muhammad SAW sebelum Allah memanggil Nabi.
Suatu pelajaran lagi buat kita. Menyakiti orang lain baik hati maupun badannya merupakan perbuatan yang amat tercela. Allah tidak akan memaafkan sebelum yang kita sakiti memaafkan kita. Rasul pun sangat hati-hati karena khawatir ada orang yang beliau sakiti. Khawatirkah kita bila ada orang yang kita sakiti menuntut balas nanti di padang Mahsyar di depan Hakim Yang Maha Agung ditengah miliaran umat manusia. Jangan-jangan kita menjadi orang yang muflis. Na'udzu billah…
Nabi Muhammad SAW ketika saat haji Wada', di padang Arafah yang terik, dalam keadaan sakit, masih menyempatkan diri berpidato. Di akhir pidatonya itu Nabi Muhammad SAW dengan dibalut sorban dan tubuh yang menggigil berkata, "Nanti di hari pembalasan, kalian akan ditanya oleh Allah apa yang telah aku, sebagai Nabi, perbuat pada kalian. Jika kalian ditanya nanti, apa jawaban kalian?" Para sahabat terdiam dan mulai banyak yang meneteskan air mata. Nabi Muhamad SAW melanjutkan, "Bukankah telah kujalani hari-hari bersama kalian dengan lapar, bukankah telah kutaruh beberapa batu diperutku karena menahan lapar bersama kalian, bukankah aku telah bersabar menghadapi kejahilan kalian, bukankah telah ku sampaikan pada kalian wahyu dari Allah…?" Untuk semua pertanyaan itu, para sahabat menjawab, "benar ya Rasul!"
Rasul pun mendongakkan kepalanya ke atas, dan berkata, "Ya Allah saksikanlah…Ya Allah saksikanlah…Ya Allah saksikanlah!". Nabi Muhammad SAW meminta kesaksian Allah bahwa Nabi Muhammad SAW telah menjalankan tugasnya.
Dalam Tulisan ini pun saya memohon kepada Allah SWT menyaksikan bahwa kita mencintai Nabi Muhammad SAW ."Ya Allah saksikanlah betapa kami mencintai Rasul-Mu, betapa kami sangat ingin bertemu dengan kekasih-Mu, betapa kami sangat ingin meniru semua perilakunya yang indah; semua budi pekertinya yang agung, betapa kami sangat ingin dibangkitkan nanti di padang Mahsyar bersama Nabi-Mu, Nabi Muhammad SAW, betapa kami sangat ingin ditempatkan di dalam surga yang sama dengan surganya Nabi kami. Ya Allah saksikanlah..Ya Allah saksikanlah.. Ya Allah saksikanlah, persaksian dari kami; umat Nabi Muhammad SAW "
Sumber: Ade Humaidi
Bacaan Shalawat Nariyah :