Sabtu, 28 Desember 2013

Iddah Wanita yang Ditinggal Mati Suami

Iddah Wanita yang Ditinggal Mati Suami

Tanya:
Langsung saja, ayah saya bulan juli kemarin meninggal ( tepatnya 05-07-2010 ), saya pernah dengar ( termasuk lingkungan di sekitar ) katanya sebelum 40 hari ayah saya, mama tidak boleh keluar rumah ( kalau tidak salah itu termasuk dalam masa iddah ).

Pertanyaan saya :
1. Dalam islam benarkah itu yang di namakan masa iddah?
2. Keluarga saya hidup dari jualan warung kelontong yang biasa di jaga oleh ayah saya, setelah ayah saya meninggalkan kami, mama buka warung bertepatan hari ke 14 setelah ayah saya meninggal dan waktu itu beliau juga pernah pergi ke pasar guna membeli keprluan warung yang stoknya sudah habis dan belanja untuk tahlilan sebelum puasa ( roah-an ) ( karena saya kerja dan adik2 sekolah ). Bagaiman hukumnya? apakah mama saya sudah melanggar yang harusnya beliau tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari ? ( Jarak antara rumah dan warung kami +/- 50 mtr ). hal ini di lakukan karena menurut mama saya, jika beliau tidak buka warung, kami tidak bisa makan seperti layaknya hari biasa ataupun bayar sekolah, krn memang semua di hasilkan dari hasil jualan di warung
3. Tanggal 10-08-2010, insya allah ummat islam sudah menjalankan shalat tarawih dan puasa keesokan harinya. bolehkan mama saya pergi untuk shalat tarawih yang jaraknya +/- 150 mtr dari rumah?
Terima Kasih sebelumnya, saya sangat ingin jawaban dari Bpk Ustadz
rna [rizki@pelangi-cimandiri.co.id]

Jawab:
Di dalam Islam dikenal ada istilah yang benama iddah. Iddah adalah masa dimana wanita yang baru saja berpisah dengan suaminya tidak boleh untuk menikah dan tidak boleh melakukan hal-hal yang menjadi wasilah kepada pernikahan.

Adapun bagi wanita yang berpisah dari suaminya karena kematian maka:
Jika dia dalam keadaan hamil  maka iddahnya adalah sampai dia melahirkan kandungannya, walaupun itu hanya beberapa hari setelah kematian suaminya. Allah Ta'ala berfirman yang artinya, "Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya." (QS. Ath-Thalaq: 4)

Ini juga diperjelas dalam hadits Al-Miswar bin Makhramah radhiallahu anhu dia berkata:
أَنَّ سُبَيْعَةَ الْأَسْلَمِيَّةَ نُفِسَتْ بَعْدَ وَفَاةِ زَوْجِهَا بِلَيَالٍ فَجَاءَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَأْذَنَتْهُ أَنْ تَنْكِحَ فَأَذِنَ لَهَا فَنَكَحَتْ

"Subai'ah Al Aslamiyyah melahirkan beberapa hari setelah suaminya wafat, lalu ia pun menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan meminta izin untuk menikah. Maka beliau pun mengizinkannya." (HR. Al-Bukhari no. 4908)

Adapun yang ditinggal mati oleh suaminya sementara dia tidak dalam keadaan hamil, maka iddahnya adalah selama 4 bulan 10 hari, jadi bukan hanya 4 bulan saja. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala yang artinya, "Orang-orang yang meninggal dunia di antara kalian dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari." (QS. Al-Baqarah: 234)

Dan juga hadits Ummu Athiyah radhiallahu anha dia berkata:
كُنَّا نُنْهَى أَنْ نُحِدَّ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى زَوْجٍ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا وَلَا نَكْتَحِلَ وَلَا نَتَطَيَّبَ وَلَا نَلْبَسَ ثَوْبًا مَصْبُوغًا إِلَّا ثَوْبَ عَصْبٍ وَقَدْ رُخِّصَ لَنَا عِنْدَ الطُّهْرِ إِذَا اغْتَسَلَتْ إِحْدَانَا مِنْ مَحِيضِهَا فِي نُبْذَةٍ مِنْ كُسْتِ أَظْفَارٍ وَكُنَّا نُنْهَى عَنْ اتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ

"Kami dilarang berkabung atas kematian di atas tiga hari kecuali atas kematian suami, yaitu selama empat bulan sepuluh hari. Selama masa itu dia tidak boleh bercelak, tidak boleh memakai wewangian, tidak boleh memakai pakaian yang berwarna kecuali pakaian ashab. Dan kami diberi keringanan bila hendak mandi seusai haid untuk menggunakan sebatang kayu wangi. Dan kami juga dilarang mengantar jenazah." (HR. Al-Bukhari no. 302 dan Muslim no. 2739)

Al-Khaththabi rahimahullah dan selainnya menjelaskan bahwa ashab adalah pakaian yang berasal dari Yaman, yang diwarnai dengan pewarna tumbuhan yang bernama ashab, dan tidak ada hiasannya.

Dari Al-Furai'ah binti Malik bin Sinan yang merupakan saudari Abu Sa'id Al Kudri dia berkata:
أَنَّهَا جَاءَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْأَلُهُ أَنْ تَرْجِعَ إِلَى أَهْلِهَا فِي بَنِي خُدْرَةَ فَإِنَّ زَوْجَهَا خَرَجَ فِي طَلَبِ أَعْبُدٍ لَهُ أَبَقُوا حَتَّى إِذَا كَانُوا بِطَرَفِ الْقَدُومِ لَحِقَهُمْ فَقَتَلُوهُ فَسَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي فَإِنِّي لَمْ يَتْرُكْنِي فِي مَسْكَنٍ يَمْلِكُهُ وَلَا نَفَقَةٍ قَالَتْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَمْ قَالَتْ فَخَرَجْتُ حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِي الْحُجْرَةِ أَوْ فِي الْمَسْجِدِ دَعَانِي أَوْ أَمَرَ بِي فَدُعِيتُ لَهُ فَقَالَ كَيْفَ قُلْتِ فَرَدَدْتُ عَلَيْهِ الْقِصَّةَ الَّتِي ذَكَرْتُ مِنْ شَأْنِ زَوْجِي قَالَتْ فَقَالَ امْكُثِي فِي بَيْتِكِ حَتَّى يَبْلُغَ الْكِتَابُ أَجَلَهُ قَالَتْ فَاعْتَدَدْتُ فِيهِ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا

"Bahwa ia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta izin kepada beliau untuk kembali kepada keluarganya di antara Bani Khudrah, karena suaminya keluar mencari beberapa budaknya yang melarikan diri hingga setelah mereka berada di Tharaf Al Qadum ia bertemu dengan mereka lalu mereka membunuhnya. Dia berkata, "Maka aku meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk kembali kepada keluargaku, karena ia (suami) tidak meninggalkan rumah dan harta untukku." Ia berkata, "Kemudian aku keluar hingga setelah sampai di sebuah ruangan atau di masjid, beliau memanggilku dan memerintahkan agar aku datang. Kemudian beliau berkata: "Apa yang tadi engkau katakan?" Kemudian aku kembali menyebutkan kisah yang telah saya sebutkan, mengenai keadaan suamiku. Maka beliau bersabda, "Tinggallah di rumahmu hingga selesai masa 'iddahmu." Ia berkata, "Maka aku ber'iddah di tempat tersebut selama empat bulan sepuluh hari." (HR. Abu Daud no. 1957, At-Tirmizi no. 1125, An-Nasai no. 3471, dan Ibnu Majah no. 2021)

Hadits Ummu Athiyah di atas menunjukkan bahwa wanita yang ditinggal mati oleh suaminya, maka dia tidak boleh untuk bersolek dan memakai perhiasan. Karena dia dilarang untuk menikah pada masa iddahnya, sementara bersolek dan memakai perhiasan merupakan wasilah menuju pernikahan.

Sementara hadits Furai'ah di atas menjelaskan tidak bolehnya wanita tersebut untuk meninggalkan rumah dimana dia dan suaminya tinggal. Dan yang dimaksud dengan meninggalkan di sini adalah pindah dari rumah tersebut ke rumah yang lain, sebagaimana yang nampak dari hadits Furai'ah di atas.

Adapun keluar rumah karena ada kebutuhan mendesak seperti berjualan yang tersebut dalam pertanyaan di atas (tentunya tanpa berhias dan semacamnya seperti yang sudah dijelaskan di atas) maka insya Allah itu tidak mengapa. Sementara untuk shalat tarawih maka sebaiknya dia tidak keluar karena itu bukan keperluan mendesak mengingat shalatnya wanita di rumah itu lebih utama dan lebih besar pahalanya dibandingkan jika dia shalat di masjid. (Majmu' Al-Fatawa: 17/159)

Wallahu Ta'ala a'lam bishshawab.

Sumber: http://al-atsariyyah.com/iddah-wanita-yang-ditinggal-mati-suami.html
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Jumat, 27 Desember 2013

Inspirasi Iman TVRI - 27/12/13

*Inspirasi Iman 'Langkah Menuju Istiqamah'*
Ustazah Irena Handono, Yulia Rahman

Islam rahmatal lil alamin.

Istiqamah -> Bertahan dalam Rahmat Allah swt

Allah SWT Maha Rahman dan Maha Rahim terhadap kita.

Jangan pernah takut kita saat serahkan diri kita secara totally ke Allah swt, karena Janji Allah adalah HAQ (Benar) dan HAQQUL YAKIN.

Kita harus lebih sadar:
Tujuan Hidup kita
QS. Adz Dzariyat:56


Semoga Kita sentiasa ISTIQAMAH di jalan Allah SWT.

Aamiin
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 26 Desember 2013

Tips Anti Malas Shalat 5 Waktu

Shalat adalah tiang agama. Nah lho, kalau tidak shalat berarti tiangnya ke mana? Rasa malas sering datang ketika waktunya shalat. Bagaimana cara mengatasinya? Yuk simak tips berikut:

1. Niat
Segala perbuatan tergantung pada niatnya. Niatkan pada diri kita untuk selalu shalat tepat di awal waktu. Bersungguh-sungguhlah melawan rasa malas itu. Jangan sampai rasa malas menguasai diri kita.

2. The Power of Habit
Biasakanlah untuk shalat lima waktu berjama'ah di masjid (bagi pria), walau pada awalnya terasa berat tapi kalau sudah dibiasakan akan terasa ringan bahkan kita akan merasa rugi bila meninggalkannya.

3. Kontrol Diri
Jika rasa malas itu kembali menggerogoti kita, lawan saja. Ingat kewajiban kita sebagai orang muslim, ingatlah balasan/adzab Allah terhadap orang-orang yang meninggalkan shalat.

4. Jangan Pernah Ditunda
Jika adzan telah dikumandangkan, segeralah untuk berwudhu. Apabila sedang melakukan aktivitas sepenting apapun, berhentilah sejenak. Ini mungkin yang susah dilakukan, tapi menunda shalat akan menimbulkan rasa malas nantinya. Jangan tunda, segera laksanakan shalat.

5. Komitmen
Komitmen terhadap diri sendiri. Shalat itu kewajiban, dan kewajiban itu harus dilaksanakan. Lakukan terus secara konsisten, sehingga shalat pun berubah fungsi menjadi kebutuhan.

Rasa malas itu bisa datang kepada siapa saja. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Yang terpenting adalah niat, usaha, kemauan dan komitmen untuk melakukan shalat 5 waktu tepat pada waktunya.

Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci.
Yuk shalat.O:)

Sumber: PAY (Pecinta Anak Yatim)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 25 Desember 2013

"Ucapan Natal vs Sahabat"

Muslim: "Bagaimana natalmu?"
David: "Baik, kau tidak mengucapkan selamat natal padaku??"

Muslim: "Tidak. Agama kami menghargai toleransi antar agama, termasuk agamamu. Tapi urusan ini, agama saya melarangnya..!!"
David: "Tapi kenapa?? Bukankah hanya sekedar kata2? Teman2 muslimku yg lain mengucapkannya padaku??"

Muslim: "Mungkin mereka belum mengetahuinya, David. Bisakah kau mengucapkan dua kalimat Syahadat?"
David: "Oh tidak, saya tidak bisa mengucapkannya... Itu akan mengganggu kepercayaan saya..!"

Muslim: "Kenapa?? Bukankah hanya kata2? Ayo, ucapkanlah..!!"
David: "Ehmmm sekarang, saya mengerti.."

Inilah yg menyebabkan Buya Hamka memilih meninggalkan jabatan dunia sebagai Ketua MUI ketika didesak pemerintah utk mengucapkan "Selamat Natal" yang meskipun anggapan HANYA BERUPA kata2 keakraban/toleransi namun disisi Allah nilainya justru menunjukkan kerendahan aqidah seorang hamba yg tdk faham / tdk mau mengerti akan konsep ilmu agama yg disisi lain faham akan ilmu2 umum yg sifatnya tiada kekal, tak berimbas akan keselamatan akheratnya yg abadi.

In memoriam Buya Hamka. Bila BC ini bisa ditularkan ke yg lain, berarti kita sdh da'wah kpd org bnyk. Selamatkan akidah saudara kita yg lain sbgmana kita ingin diselamatkan jika ada yg salah. Silakan disebarkan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 23 Desember 2013

Keutamaan Membaca Al Qur'an

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah siapa yang mempelajari al Qur'an dan mengajarkannya." (HR. BUkhari)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Siapa saja membaca satu huruf dari kitab Allah (Al Qur'an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya." (HR. Tirmidzi)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabdam "Perumpamaan orang yang membaca al Qur'an sedang ia hafal, ia bersama para malaikat yang suci lagi mulia. Sedang perumpamaan orang yang membaca al Qur'an sedang ia senantiasa melakukannya meskipun hal itu sulit baginya maka baginya dua pahala." (HR. Bukhari dan Muslim)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Jumat, 20 Desember 2013

Jumat Agung

Hari jumat hari agung yang Allah mengistimewakan umat Islam dibandingkan semua umat sebelumnya dengan menganugerahkan kepada mereka hari ini.

Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا

"Sebaik-baik hari adalah hari Jum'at, karena. pada hari itulah Adam diciptakan, pada hari itu pula dia dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari itu pula dia dikeluarkan darinya." (HR. Muslim no. 854)

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَا

"Barangsiapa yang berwudhu lalu dia menyempurnakan wudhunya, kemudian dia mendatangi shalat jumat, lalu dia mendengarkan (khutbah) dan tidak berbicara, maka akan diampuni (dosa-dosa yang dilakukannya) antara hari itu sampai hari jumat depannya, ditambah tiga hari. Dan barangsiapa yang memegang-megang batu kerikil, maka dia telah berbuat kesia-siaan." (HR. Muslim no. 857)

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ
مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

"Antara shalat lima waktu, antara shalat jumat satu ke shalat jumat berikutnya, dan antara puasa ramadhan ke puasa ramadhan berikutnya adalah penghapus untuk dosa di antara keduanya, apabila dia menjauhi dosa-dosa besar." (HR. Muslim no. 857)

Sumber Radio Silaturrahmi AM720
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 18 Desember 2013

QS. At-Talaaq (65): 7

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (QS. At-Talaaq (65) :7)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kisah Haru

Setiap selesai sholat jum'at tiap pekannya, seorang imam (masjid) dan anaknya (yg berumur 11 tahun) mempunyai jadwal membagikan buku – buku islam, diantaranya buku at-thoriq ilal jannah (jalan menuju surga). Mereka membagikannya di daerah mereka di pinggiran kota Amsterdam.
***
Namun tibalah suatu hari, ketika kota tersebut diguyuri hujan yang sangat lebat dengan suhu yang sangat dingin.
Sang anakpun mempersiapkan dirinya dengan memakai beberapa lapis pakaian demi mengurangi rasa dingin. Setelah selesai mempersiapkan diri, ia berkata kepada ayahnya: "wahai ayahku, aku telah siap" ayahnya menjawab : "siap untuk apa?" , ia berkata: "untuk membagikan buku (seperti biasanya)", sang ayahpun berucap: "suhu sangat dingin diluar sana, belum lagi hujan lebat yang mengguyur", sang anak menimpali dengan jawaban yang menakjubkan : "akan tetapi, sungguh banyak orang yang berjalan menuju neraka diluar sana dibawah guyuran hujan".
Sang ayah terhenyak dengan jawaban anaknya seraya berkata: "namun ayah tidak akan keluar dengan cuaca seperti ini", akhirnya anak tersebut meminta izin untuk keluar sendiri. Sang ayah berpikir sejenak dan akhirnya memberikan izin. Iapun mengambil beberapa buku dari ayahnya untuk dibagikan, dan berkata: "terimakasih wahai ayahku".
***
Dibawah guyuran hujan yang cukup deras, ditemani rasa dingin yang menggigit, anak itu membagikan buku kepada setiap orang yang ditemui. Tidak hanya itu, beberapa rumahpun ia hampiri demi tersebarnya buku tersebut.

Dua jam berlalu, tersisalah 1 buku ditangannya. Namun sudah tidak ada orang yang lewat di lorong tersebut. Akhirnya ia memilih untuk menghampiri sebuah rumah disebrang jalan untuk menyerahkan buku terakhir tersebut.
Sesampainya di depat rumah, iapun memencet bel, tapi tidak ada respon. Ia ulangi beberapa kali, hasilnya tetap sama. Ketika hendak beranjak seperti ada yang menahan langkahnya, dan ia coba sekali lagi ditambah ketukan tangan kecilnya. Sebenarnya ia juga tidak mengerti kenapa ia begitu penasaran dengan rumah tersebut.
Pintupun terbuka perlahan, disertai munculnya sesosok nenek yang tampak sangat sedih. Nenek berkata: "ada yang bisa saya bantu nak?". Si anak berkata (dg mata yg berkilau dan senyuman yang menerangi dunia): "Saya minta maaf jika mengganggu, akan tetapi saya ingin menyampaikan bahwa Allah sangat mencintai dan memperhatikan nyonya. Kemudian saya ingin menghadiahkan buku ini kepada nyonya, di dalam nya dijelaskan tentang Allah Ta'ala, kewajiban seorang hamba, dan tips-tips memperoleh keridhoannya.
***
Satu pekan berlalu, seperti biasa sang imam memberikan ceramah di masjid. Seusai ceramah ia mempersilahkan jama'ah untuk berkonsultasi. Terdengar sayup – sayup dr shaf perempuan seorang perempuan tua berkata:"Tidak ada seorangpun yang mengenal saya disini, dan belum ada yang mengunjungiku sebelumnya. Satu pekan yang lalu saya bukanlah seorang muslim, bahkan tidak pernah terbetik dalam pikiranku hal tersebut sedikitpun. Suamiku telah wafat dan dia meninggalkanku sebatang kara di bumi ini".

Dan iapun memulai ceritanya bertemu anak itu.
Ketika itu cuaca sangat dingin disertai hujan lebat, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku. Kesedihanku sangat mendalam, dan tidak ada seorangpun yang peduli padaku. Maka tidak ada alasan bagiku untuk hidup. Akupun naik ke atas kursi dan mengalungkan leherku dengan seutas tali yang sdh kutambatkan sebelumnya. Ketika hendak melompat, terdengar olehku suara bel. Aku terdiam sejenak dan berpikir :"paling sebentar lagi juga pergi".
Namun suara bel dan ketukan pintu semakin kuat. Aku berkata dalam hati: "siapa gerangan yang sudi mengunjungiku,… tidak akan ada yang mengetuk pintu rumahku".
Kulepaskan tali yang sdh siap membantuku mengakhiri nyawaku, dan bergegas ke pintu. ketika pintu kubuka, aku melihat sesosok anak kecil dengan pandangan dan senyuman yang belum pernah kulihat sebelumnya. Aku tidak mampu menggambarkan sosoknya kepada kalian.
Perkataan lembutnya telah mengetuk hatiku yang mati hingga bangkit kembali. Ia berkata: "Nyonya, saya datang untuk menyampaikan bahwa Allah Ta'ala sangat menyayangi dan memperhatikan nyonya", lalu dia memberikan buku ini (buku jalan menuju surga) kepadaku.
Malaikat kecil itu datang kepadaku secara tiba-tiba, dan menghilang dibalik guyuran hujan hari itu juga secara tiba2. Setelah menutup pintu aku langsung membaca buku dari malaikat kecilku itu sampai selesai. Seketika kusingkirkan tali dan kursi yang telah menungguku, karena aku tidak akan membutuhkannya lagi.
Sekarang lihatlah aku, diriku sangat bahagia karena aku telah mengenal Tuhanku yang sesungguhnya. Akupun sengaja mendatangi kalian berdasarkan alamat yang tertera di buku tersebut untuk berterimakasih kepada kalian yang telah mengirimkan malaikat kecilku pada waktu yang tepat. Hingga aku terbebas dari kekalnya api neraka.
***
Air mata semua orang mengalir tanpa terbendung, masjid bergemuruh dengan isak tangis dan pekikan takbir… Allahu akbar…
***

Sang imam (ayah dari anak itu) beranjak menuju tempat dimana malaikat kecil itu duduk dan memeluknya erat, dan tangisnyapun pecah tak terbendung dihadapan para jamaah.
Sungguh mengharukan, mungkin tidak ada seorang ayahpun yang tidak bangga terhadap anaknya seperti yang dirasakan imam tersebut.
***
Judul asli : قصة رائعة جدا ومعبرة ومؤثرة
Penerjemah : Shiddiq Al-Bonjowiy

**note : mari terus sebarkan kbaikan.kt tdk pernah tahu berapa bnyak orang yg mendapatkn hidayah dg sedikit langkah yg kt lakukan...
Misal dengan ngajar TPA dll..


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 17 Desember 2013

QS. At-Taghobun (64):11

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. At-Taghobun (64):11)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 12 Desember 2013

Picture al-aqsa covered snow

Powered by Telkomsel BlackBerry®

QS. Al-Waqiah: 81

Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al-Quran ini? (QS. Al-Waqiah (56): 81)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 11 Desember 2013

DOA AGAR TETAP ISTIQOMAH

Berikut adalah do'a-do'a yang sahih dari Rasulallohu صلى ا لله عليه وسلم :

Do'a-do'a ini dapat dibaca kapan saja,terutama pada sujud dalam shalat maupun dalam duduk tasyahud (baca syarat-syarat mebaca do'a dalam duduk tasyahud pent-)

Do'a agar kita tetap istiqomah dalam memegang teguh agama islam yang sesuai dengan syare'at yang benar.

يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك

'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi 'Ala Diinik'

Artinya: "Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu."
[HR.Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Lihat Shohih Sunan Tirmidzi III no.2792]

يا مقــلـب لقــلــوب ثبــت قــلبـــي عــلى طـا عــتـك

'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi 'Ala Ta'atik'

Artinya: "Wahai Dzat yg membolak-balikan hati teguhkanlah hatiku diatas ketaatan kepadamu"
[HR. Muslim (no. 2654)]

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

'Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa 'Alaa Tho'atika'

Artinya: "Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu." (HR. Muslim)

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

'Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba'da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab'

Artinya: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."
(QS. Ali Imran: 7)

Sumber: Radio Silaturrahmi AM720
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 10 Desember 2013

Beberapa Keutamaan Shalat Berjamaah di Masjid

Beberapa Keutamaan Shalat Berjamaah di Masjid sebagai berikut:

1. Memenuhi panggilan azan dengan niat untuk melaksanakan shalat berjamaah.
2. Bersegera untuk shalat di awal waktu.
3. Berjalan menuju ke masjid dengan tenang (tidak tergesa-gesa).
4. Masuk ke masjid sambil berdoa.
5. Shalat tahiyyatul masjid ketika masuk masjid. Semua ini dilakukan dengan niat untuk melakukan shalat berjamaah.
6. Menunggu jamaah (yang lain).
7. Doa malaikat dan permohonan ampun untuknya.
8. Persaksian malaikat untuknya.
9. Memenuhi panggilan iqamat.
10. Terjaga dari gangguan setan karena setan lari ketika iqamat dikumandangkan.
11. Berdiri menunggu takbirnya imam.
12. Mendapati takbiratul ihram.
13. Merapikan shaf dan menutup celah (bagi setan).
14 . Menjawab imam saat mengucapkan sami'allah.
15. Secara umum terjaga dari kelupaan.
16. Akan memperoleh kekhusyukan dan selamat dari kelalaian.
17. Memosisikan keadaan yang bagus.
18. Mendapatkan naungan malaikat.
19. Melatih untuk memperbaiki bacaan al-Qur'an.
20. Menampakkan syiar Islam.
21. Membuat marah (merendahkan) setan dengan berjamaah di atas ibadah, saling ta'awun di atas ketaatan, dan menumbuhkan rasa giat bagi orangorang yang malas.
22. Terjaga dari sifat munafik.
23. Menjawab salam imam.
24. Mengambil manfaat dengan berjamaah atas doa dan zikir serta kembalinya berkah orang yang mulia kepada orang yang lebih rendah.
25. Terwujudnya persatuan dan persahabatan antartetangga dan terwujudnya pertemuan setiap waktu shalat.
26. Diam dan mendengarkan dengan saksama bacaan imam serta mengucapkan "amiin" saat imam membaca "amiin", agar bertepatan dengan ucapan amin para malaikat.

(Syarh al-Bukhari, al-'Utsaimin, 3/62, Fathul Bari, 2/154—157, dinukil dari situs..)

Sumber: MuslimAfiyah.com
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 08 Desember 2013

Masjid Nabawi

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Cinta

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Entah Kapan Manusia Bisa Mensyukuri Keadaannya?!

Yg sdh menikah: Andai saja aku masih bujang.
Yg masih bujang: Kapan aku menikah dan hidup santai?

Yg kaya: Andai aq bisa merasakan ketenangan pikiran org miskin.
Yg miskin: Andai aq jadi kaya dan bisa menikmati hidupku.

Yg tua: Andai masa muda itu kembali
Yg muda: Andai aq anak kecil tanpa tanggung jawab, yg kupikirkan hanya mainanku
Yg kecil: Wahai ayah, kpn aq besar?

Yg masih hidup: Andai aq mati dan terbebas dr dunia ini.
Yg sdh mati: Andai aq hidup kembali, sehingga aq bisa melakukan apa yg dulunya kutinggalkan.

Entah kapan manusia bisa mensyukuri keadaannya?!

Sungguh rasa qona'ah merupakan harta kekayaan yg takkan sirna.

Allah ta'ala menfirmankan (yg artinya): "Sedikit sekali dari hamba-hambaKu yg bersyukur" (Saba' : 13)

By: Ust. Ad Dariny

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Jumat, 06 Desember 2013

AMAL IBADAH YANG SANGAT DIANJURKAN DI HARI JUM'AT

Bismillaahir rahmaanir rahiim
Assalamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Berikut ini adalah amal ibadah yang sangat dianjurkan di hari jum'at :

1. Disunnahkan pada shalat Shubuh di hari Jum'at, imam membaca surat al-Sajdah al-Insan secara sempurna. Hal ini sebagaimana yang telah dikerjakan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, karenanya jangan memotong sebagiannya seperti yang banyak dilakukan oleh para imam shalat.

Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas radliyallah 'anhuma, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam membaca dalam shalat Fajar (Shubuh) hari Jum'at: Aliif Laam Miim Tanziil (Surat al-Sajdah) pada rakaat pertama dan pada rakaat kedua membaca Surat al-Insan." (HR. Bukhari dan Muslim serta yang lainnya)

2. Disunnahkan memperbanyak membaca shalawat untuk Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Hal ini berdasarkan hadits Aus bin Aus Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:

"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. Oleh karena itu perbanyaklah shalawat di hari Jum'at, karena shalawat akan disampaikan kepadaku."

Para shahabat berkata: "Ya Rasulallah, bagaimana shalawat kami atasmu akan disampaikan padamu sedangkan kelak engkau telah lebur dengan tanah?"

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab: "Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi memakan jasad para Nabi." (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dengan sanad yang shahih)

3. Disunnahkan membaca surat al-Kahfi pada hari Jum'at berdasarkan hadits Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

"Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum'at, maka dipancarkan untuknya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menyinarinya dengan cahaya antara dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' al-Shaghir, no. 736)

4. Melaksanakan shalat Jum'at bagi laki-laki muslim, merdeka, mukallaf, dan tinggal di negerinya. Atas mereka shalat Jum'at hukumnya wajib. Sementara bagi budak, wanita, anak kecil dan musafir, maka shalat Jum'at tidak wajib atas mereka. Namun, jika mereka menghadirinya, maka tidak apa-apa dan sudah gugur kewajiban Dzuhurnya. Dan kewajiban menghadiri shalat Jum'at menjadi gugur disebabkan beberapa sebab, di antaranya sakit dan rasa takut. (Lihat: Syarh al-Mumti': 5/7-24)

5. Mandi besar pada hari Jum'at juga termasuk tuntunan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Beliau bersabda,

"Apabila salah seorang kalian berangkat shalat Jum'at hendaklah dia mandi." (HR. Muslim)

6. Memakai minyak wangi, bersiwak, dan mengenakan pakaian terbagusnya merupakan adab menghadiri shalat Jum'at yang kudu diperhatikan oleh seorang muslim. Dari Abu Darda' Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Siapa mandi pada hari Jum'at, lalu memakai pakaiannya (yang bagus) dan memakai wewangian, jika punya. Kemudian berjalan menuju shalat Jum'at dengan tenang, tidak menggeser seseorang dan tidak menyakitinya, lalu melaksanakan shalat semampunya, kemudian menunggu hingga imam beranjak keluar, maka akan diampuni dosanya di antara dua Jum'at." (HR. Ahmad dalam Musnadnya dan dishahihkan Ibnu Khuzaimah)

Dari Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

"Mandi hari Jum'at itu wajib bagi setiap orang yang bermimpi. Begitu pula dengan bersiwak dan memakai wewangian jika mampu melaksanaknnya (jika ada)." (Muttafaq 'alaih; al-Bukhari dan Muslim)

7. Disunnahkan berangkat lebih pagi (lebih awal) saat menghadiri shalat Jum'at. Sunnah ini hamper-hampir saja mati dan tidak pernah terlihat lagi.

"Barangsiapa mandi di hari Jum'at seperti mandi janabah, kemudian datang di waktu yang pertama, ia seperti berkurban seekor unta. Barangsiapa yang datang di waktu yang kedua, maka ia seperti berkurban seekor sapi. Barangsiapa yang datang di waktu yang ketiga, ia seperti berkurban seekor kambing gibas. Barangsiapa yang datang di waktu yang keempat, ia seperti berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa yang datang di waktu yang kelima, maka ia seperti berkurban sebutir telur. Apabila imam telah keluar (dan memulai khutbah), malaikat hadir dan ikut mendengarkan dzikir (khutbah)." (HR. Muttafaq 'alaih)

dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Apabila hari Jum'at tiba, pada pintu-pintu masjid terdapat para Malaikat yang mencatat urutan orang datang, yang pertama dicatat pertama. Jika imam duduk, merekapun menutup buku catatan, dan ikut mendengarkan khutbah." (HR. Bukhari dan Muslim)

8. Saat menunggu imam datang, seorang muslim yang menghadiri shalat jum'at dianjurkan untuk menyibukkan diri dengan shalat, dzikir ataupun membaca Al-Qur'an.

9. Wajib mendengarkan khutbah yang disampaikan imam dengan seksama, tidak boleh sibuk sendiri sehingga tidak memperhatikannya. Akibatnya, Jum'atannya akan sia-sia.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

"Jika engkau berkata pada temanmu pada hari Jum'at, "Diamlah!", sewaktu imam berkhutbah, berarti kamu telah berbuat sia-sia." (Muttafaq 'Alaih, lafadz milik al Bukhari)

Dalam hadits lain, beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

"Barangsiapa bermain-main krikil, maka sia-sialah Jum'atnya." (HR. Muslim)

Imam an Nawawi rahimahullah menjelaskan dalam Syarh Shahih Muslim, "dalam hadits tersebut terdapat larangan memegang-megang krikil dan lainnya dari hal yang tak berguna pada waktu khutbah. Di dalamnya terdapat isyarat agar menghadapkan hati dan anggota badan untuk mendengarkan khutbah.

10. Pada saat masuk masjid, didapati imam sudah naik mimbar menyampaikan khutbah, maka tetap disunnahkan untuk shalat dua rakaat yang ringan sebelum ia duduk. Hal ini didasarkan kepada hadits Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhu, yang menceritakan: Bahwa Sulaik al-Ghathafani datang ke masjid pada hari Jum'at saat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkhutbah. Sulaik langsung duduk, maka Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Jika salah seorang kalian mendatangi shalat Jum'at, dan (mendapati) imam sedang khutbah, maka hendaknya ia shalat dua rakaat lalu baru duduk." (HR. Muslim)

11. Jika sudah selesai melaksanakan shalat Jum'at, disunnahkan mengerjakan shalat sunnah sesudahnya. Di sebagian riwayat disebutkan, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam shalat sesudah Jum'at sebanyak dua rakaat, (Muttafaq' alaih). Dan terdapat dalam riwayat lain, beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan kepada orang yang melaksanakan shalat sesudah Jum'at sebanyak empat rakaat, (HR. Muslim)

Ishaq rahimahullah berkata, "Jika ia shalat (sunnah ba'da Jum'at) di masjid maka ia shalat empat rakaat. Dan jika melaksanakannya di rumahnya, maka ia shalat dua rakaat."

Abu Bakar al-Atsram berkata, "Kedua-duanya boleh." (al-Hadaiq, Ibnul Jauzsi: 2/183)

"Jika ia shalat (sunnah ba'da Jum'at) di masjid maka ia shalat empat rakaat. Dan jika melaksanakannya di rumahnya, maka ia shalat dua rakaat."

12. Memperbanyak doa di penghujung hari Jum'at, karena termasuk waktu mustajab untuk dikabulkannya doa. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radliyallah 'Anhu, dia bercerita: "Abu Qasim (Rasululah) Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

"Sesungguhnya pada hari Jum'at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya." Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat)." (Muttafaq 'Alaih)

Silahkan share & bantu teman-teman di facebook untuk diTAG pada foto ini.

Mohon ajak teman-teman & saudara sesama Muslim di facebook untuk bergabung dengan page "Majelis Ta'lim Online".

"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad : 7)

Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka baginya pahala seperti orang yang melakukannya" {HR. Muslim} ( Hadist ini diriwayatkan juga oleh : Tirmidzi, An-Nasai, )

Ajaklah teman-teman di facebook yang belum bergabung dengan page Majelis Ta'lim Online agar ikut bergabung, semoga mendapat pahala. Jazakumullaah khoir...
***
http://www.facebook.com/MajelisTalimOnline
***
http://m.facebook.com/MajelisTalimOnline
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 04 Desember 2013

DEMO TOLAK KAMPANYE KONDOM MENKES

Yth. Pimpinan/Aktivis/Ormas n Umat Islam. Bagi ikhwah yg mau menyampaikan uneg2 kpd Menkes terkait Pekan Kondom Nasional silakan bergabung dg Aksi FPI datangi Menkes,
Kamis 5 Des pk 10-12 WIB.

Bisa gabung ke Petamburan dulu atau langsung ke Kantor Menkes di Rasuna Said.

CP. Sekum FPI Ust Jakfar Sodik 081213672893.

Wassalamualaikum Wr.Wb

KH. Muhammad Al Khatath, Sekjen FUI.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 03 Desember 2013

Kisah Guru Imam Bukhari yang Meninggalkan Sholat Jama'ah

Zulfi Akmal
Al-Azhar Cairo

***

Imam 'Ubaidillah bin Umar al Qawariry adalah salah seorang di antara guru Imam Bukhari dan Muslim.

Beliau menceritakan tentang pengalamannya:

Aku hampir tidak pernah ketinggalan shalat berjama'ah.

Suatu hari aku kedatangan tamu yang membuatku terlambat melakukan shalat Isya berjama'ah.

Setelah itu aku pergi keluar mencari orang untuk teman shalat berjama'ah di antara qabilah-qabilah Bashrah. Tapi sayangnya semua orang sudah shalat.

Aku berbisik di dalam hati, Rasulullah pernah bersabda: "Shalat berjama'ah lebih utama dari pada shalat sendirian dengan 27 derajat".

Akhirnya aku pulang lagi ke rumah. Sesampai di rumah aku mengerjakan shalat Isya sebanyak 27 kali.

Setelah itu aku langsung tidur...

Di dalam tidurku, aku bermimpi melihat diriku bersama serombongan orang yang lagi menunggang kuda. Aku juga menunggangi kuda.

Kami saling berpacu. Namun kuda-kuda mereka mampu memacu mendahului kudaku. Lalu aku memukul kuda tungganganku supaya ia menyusul mereka.

Tiba-tiba orang yang berada di akhir rombongan menoleh kepadaku dan berkata: "Jangan paksa kudamu! Engkau tidak akan bisa menyusul kami".

Aku bertanya: Kenapa?

Dia menjawab: Karena kami shalat Isya berjama'ah.

******

Berapa shalat jama'ah kah yang sudah kita tinggalkan?

Bagaimanakah kondisi kuda kita? Sudah sejauh mana kita ketinggalan dari rombangan?

Ataukah kuda kita sudah sakit-sakitan dan tidak bisa lagi dibawa berlari untuk mengantar ketempat tujuan?

Dan na'udzubillah kalau kita tidak punya kuda sama sekali.

Rasulullah mengatakan: "Amalan yang pertama sekali dihisab nanti di akhirat adalah shalat. Barang siapa yang shalatnya beres, maka ringanlah urusan selanjutnya".

Ya Allah, berilah kami bimbingan-Mu untuk selalu menegakkan shalat berjama'ah.

Sumber : https://m.facebook.com/OfficialTausiyahKu/posts/663118410399876
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 01 Desember 2013

SEBAB TIDAK DIIJABAHNYA DOA

Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, "Ya Amirul Mu'minin, mengapa do'a kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur'an, "Ud'uuni astajiblakum" (berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu).

 Sayidina Ali menjawab, "Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal, yaitu :

1.       Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka, tidak ada manfaatnya keimananmu itu. 
2.      Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan syari'atnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?
3.      Engkau membaca Al Qur'an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.
4.      Engkau berkata, "Sami'na wa aththa'na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang ayat-ayatnya.
5.      Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?
6.      Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur kepada-Nya.
7.      Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata, "Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala" (QS. Al Faathir [35] : 6). Tetapi kau musuhi syetan dan bersahabat dengannya.
8.      Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.
 Nah, bagaimana mungkin do'amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do'a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan batinmu, dan lakukan amar ma'ruf nahi munkar.

Sumber Rasil AM720
Powered by Telkomsel BlackBerry®