Air wudhu Istri untuk Suami

Nomor tak dikenal menelpon sore tadi. Ternyata dari seorang muslimah.

"Ini benar dgn kak F?"

"Iya. Dengan siapa? Gimana Mba?"  Saya tidak mengenalnya.

"Saya ingin mengeluhkan kondisi ayah yang sdg sakit. Saya dari Empang (Sumbawa)."

"Oya. Apa keluhan beliau? Berapa umur beliau?"

"59 tahun. Sudah setahun sakit kepala. Sudah dibawa ke dokter namun tidak apa-apa." Tuturnya.

"Baik. Apa beliau melihat suatu keanehan atau penampakan di rumah?" Saya bertanya. 

Muslimah ini kemudian memberikan handphone kpd ayahnya agar sang ayah yang langsung berbicara.

Saya segera bertanya dan menembak: 

"Bagaimana pak? Keluhannya apa? Apakah pernah melihat jin di rumah?"

"Sakit kepala udah setahun." Suara melemah dan hampir saya tidak memahaminya. Handphone segera diberikan kpd istri beliau.

"Begini ust. Beliau sakit udah setahun. 6 bulan pertama masih bisa jalan. Selanjutnya berbaring saja di rumah." Pangkas istri beliau.

"Oya, Bu. Apakah bapak melihat jin di rumah?"

"Tidak pernah."

"Apakah ada keanehan di rumah?."

"Tidak ada, ust. Di rumah aman-aman saja. Tidak ada keanehan disini selama ini."

"Apakah ibu dan bapak memiliki jimat atau mewarisi minyak2 dgn motif tertentu?" 

Saya paham sekali kondisi masyarakat Sumbawa yang saling menurunkan dan mewariskan minyak2 tertentu dgn motif mendatangkan cinta, wibawa, penghilang pertikaian, penjagaan dari musibah dan jin, dan motif lain.

"Tidak ada ust. Kami tidak pernah berurusan dgn hal demikian." Jawab si ibu.

"Baik Bu. Saya ada pertanyaan terakhir. Mohon dijawab dgn jujur."

"Iya, ust."

"Apakah ibu pernah atau sering memuji bapak di hadapan beliau atau di hadapan orang lain.?" Entahlah saya tiba2 berpikir ini adalah 'ain.

"Maksudnya ust?"

"Iya, memuji Bu. Misalnya ibu bilang apalah ttg kebaikan dan kelebihan beliau."

"Oya pernah ust. Kadang saya memuji beliau demikian sambil bercanda gra tau mbale ga (gantengnya suamiku)."

"Apakah ibu memuji beliau di hadapan beliau langsung?"

"Iya, ust."

"Apakah anak-anak ibu juga memuji beliau di hadapan beliau"

"Setau saya tidak pernah ust."

"Baik. Kalau begitu, ada satu langkah utama yang harus ibu lakukan."

"Apa ust?"

"Ibu harus berwudhu di kran air, dan air yang mengalir dari bekas wudhu yang terkena badan ibu mesti tertampung di baskom. Setelah itu bapak mandi dgn air tsb. Apakah ini bisa dilakukan sekarang? Kalau bisa, saya akan telpon ibu 30 menit ke depan."

"Apakah bisa besok pagi saja ust? Ini udah sore, takutnya beliau kedinginan menggigil.?"

"Baik Bu. Mandinya besok pagi saja. Namun wudhunya sekarang dan air yang saya maksud diusapkan saja di kepala beliau. Saya akan telpon 30 menit lagi.. insyaallah."

"Baik ust."

Saya baru bisa menelpon beliau setelah 40 menit usai makan malam.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bu. Bagaimana? Udah wudhu dan diusapkan?."

"Wa alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Udah ust. Sekalian saja langsung dimandikan sebab beliau merasa sedikit kegerahan." Si ibu langsung mengangkat telpon dan menjawab.

"Lalu bagaimana Bu setelah dimandikan?"

Saya mendengar beliau bertanya kpd suaminya, apakah ada perubahan.

Si ibu mengatakan kpd saya: "alhamdulillah ust. Suami sudah tekar (bugar -bhs Sumbawa) dan langsung bisa makan. Seolah-olah tidak sakit." Ceria sekali suara ibu itu 

"Masyaallah, masyaallah. Alhamdulillah. Luar biasa. Alhamdulillah. Oya Bu, ada langkah kedua yang harus ibu lakukan."

"Apa ust?."

"Ibu mesti membaca masyaallah dan doa keberkahan setiap memuji suami atau siapa saja." Saya memberi masukan kpd keluarga tsb mengenai penerapan sunnah sehari-hari di rumah, dan hal lainnya.

"Baik, ust."

Sejam berlalu, sebelum saya menuliskan kisah ini, saya kembali menelpon ibu tsb.

"Bagaimana kabar suami Bu?"

"Alhamdulillah ust. Sudah sehat. Itu beliau sedang di teras rumah bercanda bersama sanak famili yang datang menjenguk. Mereka datang karena memang sebelumnya prihatin dgn kondisi bapak yang lama sakit berbaring di rumah."

Segala puji bagi Allah, dengan segala nikmat-Nya sempurna segala kebaikan. Pujilah pasangan agar hati semakin erat namun jangan lupa saling mendoakan keberkahan pada saat yang sama. Bisa jadi pasangan sakit bertahun-tahun karena pujian kita.

Jika pasangan sakit bertahun-tahun dan memang diagnosa dokter bersih serta anda memang sering memuji pasangan maka segeralah berwudhu atau mandi. Air yang telah mengalir di badan anda digunakan mandi oleh pasangan, sesuai petunjuk nabi shalallahu alaihi wasallam saat seorang sahabat terkena 'ain.

Semoga Allah turunkan keberkahan di rumah-rumah kaum muslimin.

____
Yani Fahriansyah

Pejaten, Jakarta Selatan, Sept. 2018

Komentar