Jauhi Maksiat

Berkata Ibnui Qayyim, "Dosa-dosa ibarat luka-luka, dan bisa jadi sebuah luka menyebabkan kematian."

Maksiat sangat berpengaruh buruk bagi hati dan badan, di dunia rnaupun akhirat. Di antaranya adalah:

Terhindar dari ilmu, karena ilmu adalah cahaya yang Allah SWT berikan pada hati, sedangkan maksiat mematikannya.

Kerisauan yang dirasakan orang yang bermaksiat dalam hatinya antara dirinya dengan Allah SWT sehingga tidak didapati rasa ketenangan sama sekali.

Kerisauan yang ia rasakan antara dirinya dengan manusia. Terutama orang-orarig yang baik dan istiqomah.

Urusannya menjadi rumit, apa yang akan ia lakukan seakan tertutup atau sulit baginya.

Kegelapan yang ia dapatkan dalam hatinya. Sehingga hati dan badannya menjadi lemah serta ia diharamkan (tercegah) dari ketaatan.

Kemaksiatan mengurangi umur dan menghilangkan keberkahannya untuk selamanya, Na'udzubillah.

Kemaksiatan menimbulkan maksiat lainnya, sehingga seorang hamba sulit untuk meninggalkannya.

Dampak negatif paling samar yang akan menimpanya adalah kemaksiatan akan melemahkan keinginannya, sehingga maksiat menjadi kuat dan taubat menjadi lemah.

Hati menganggap kemaksiatan sebagai hal biasa bahkan bisa jadi ia merasa bangga dengan kemaksiatan tersebut. maka ia pun sulit melepaskan diri darinya.

Maksiat dapat mematikan rasa ghiroh dalam hati dan menghilangkan rasa malu, padahal ialah yang menjadikan hati menjadi hidup.

Pelaku maksiat akan termasuk ke dalam mereka yang dilaknat oleh Rasulullah SAW. Na'udzubillah.

Pelaku maksiat terhindar dari do'a Rasulullah SAW dan do'a para malaikat mulia yang berdo'a bagi orang-orang yang beriman.

Menyebabkan Allah SWT melupakan hamba tersebut. dan inilah suatu kebinasaan.

Apabila dosa sudah menumpuk, maka hati akan di stempel menjadi orang yang lalai. "Sekali-kali tidak (demikian). sebenarnya apa yang selalu mereka kerjakan itu (dosa-dosa) telah menutup hati mereka." (QS al-Muthaffifin [83]: 14)

Termasuk dari hukuman bagi pelaku maksiat, apa yang Allah SWT timpakan berupa rasa takut dalam hatinya. karena ketaatan adalah benteng-Nya yang kokoh.

Seorang hamba yang terbiasa melakukan maksiat bisa tidak mendapatkan taufik (petunjuk) Allah dalam saat-saat yang sulit dan berat, terutama ketika sakarotul maut, sehingga ia mengakhiri hidupnya dengan kuburukan (su'ul khotimah).

Dikutip dari Milist Motivasi & Spirit : Cerita Motivasi
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Komentar