Kiai Abdullah Mukmin



Tangerang. Saat dilakukan pembongkaran makam, jasad Kiai Abdullah Mukmin masih utuh. Padahal usia jasad tersebut sudah 26 tahun. Kini, makam barunya pun sering didatangi warga, baik yang ingin berziarah atau hanya ingin melihat saja.

"Sejak dua minggu ini, banyak orang yang datang ke sini, ada yang penasaran pingin tahu dan berziarah," kata Muhammad Ali saat ditemui detikcom di makam almarhum KH Abdullah Mukmin di Jl Garuda Pintu Air, RT 03 RW 02 Kelurahan Juru Mudi Baru, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Selasa (18/8/2009).

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Tangerang melakukan penggusuran tanah terkait pelaksanaan proyek pelebaran jalan di Benda. Proyek pelebaran jalan ini untuk membuka akses lebih lebar menuju Bandara Soekarno-Hatta yang memang tidak jauh dari lokasi pemakaman itu sendiri.

Muhammad, yang merupakan putra sulung almarhum KH Abdullah Mukmin mengatakan, lokasi kuburan awal ayahnya ini berada di Mushollah An-Najat. Lokasinya di bibir Kali Ciajane dan tidak jauh dari Ponpes As-Ashidiqiah II milik KH Iskandar SQ.

"Saat dibongkar keluarga dan masyarakat di sini tidak tahu. Namun waktu mengetahui kondisinya baru heboh, semua orang pada berdatangan termasuk wartawan," ujar Muhammad polos.

Bahkan, Muhammad mengatakan, Kapolresta Tangerang sampai tiga kali datang 
dan memerintahkan anak buahnya untuk mengambil rekaman pembongkaran dan kondisi jasad yang diyakini sebagai orang alim dan saleh itu.

"Waktu dibongkar kain kafan yang melilit di tubuh Bapak masih utuh dan berwarna putih. Saya sempat lihat wajahnya, masih seperti 26 tahun waktu dikubur, nggak berubah. Badannya juga masih seperti dulu, cuma rambutnya agak memutih. Baunya sangat wangi sekali," terangnya.

Diakui Muhammad, sosok ayahnya selama ini dikenal sebagai seorang guru. Abdullah datang ke Juru Mudi pada tahun 1950-an, setelah belajar di Darul Ulum, Makkah, selama 25 tahun. Abdullah yang memiliki dua istri dan dikarunia 7 putra.

Saat tiba di Juru Mudi, Abdullah pun mendirikan madrasah ibtidaiyah yang diberi nama Islahuddiniyah, yang berada di depan rumahnya. Kini madrasah ini dikelola oleh putranya, Abdulal Baqi. Madrasah ini pun sebagian tergusur dan tengah dalam pembangunan.

"Karena kemampuan dan ilmu agama yang Bapak miliki, Bapak sempat dipercaya pemerintah dan negara untuk menjadi Wakil Ketua Pengadilan Agama di Tangerang," terangnya.

Abdullah, lanjut Muhammad, selain mengajar mengaji kepada warga masyarakat, 
juga sering memberikan pertolongan untuk menyembuhkan penyakit. "Tapi Bapak tidak pernah mau mengajarkan ilmu pengobatan itu. Bapak maunya mengajar ngaji saja," tandasnya.

Saat ini, lokasi makam KH Abdullah Mukmin letaknya digeser beberapa meter 
ke sekitar perumahan keluarganya. Di makam itu ada tiga, yaitu KH Abudllah 
Mukmin, putra keduanya bernama M Subur dan satu kuburan yang belum diberi nisan.

Apakah ada pergantian rugi atas pembongkaran itu? "Saya tidak mau menerima uang sepeser pun, walau ditawari. Kami ikhlas untuk memindahkannya," jawab Muhammad bijak. (zal/mad)

Sumber: DETIKCOM

Komentar