Cinta Ayah

 

Posted by: "Relly Recham" comal96@yahoo.com

Tue Jan 25, 2011 9:17 pm (PST)



Assalamu'alaikum wr.Wb

 
Untuk Para Ayah  YTH,


Para Ayah, mungkin...diantara kita ada yang "kurang" bisa
menunjukkan betapa sayangnya kita pada putra-putri kita yang sudah beranjak remaja.

Mungkin
diantara kita ada yang "agak" kaku bercanda dengan putra-putri yang
sudah remaja, sudah kuliah atau bahkan yang sudah menikah.

 

Nah..agar
Putra-putri kita tahu dan memahami betapa sayangnya kita pada mereka,
tulisan saya berikut bisa di print agar dibaca oleh mereka..

 

semoga bermanfaat

 

wassalam, Wr.Wb

 

Senin, 24 Januari 2011
Cinta
Sang Ayah......!!
        Putri, gadis remaja itu masih berdiri di depan pintu masuk sekolah menunggu sahabatnya.“
Ayahku tak pernah menyayangiku, Ia tak pernah memelukku, Ia juga jarang membelikan aku hadiah “
kata putri beberapa tahun lalu ketika dengan perasaan iri melihat Rina
teman sebangku diantar ayahnya dengan sedan putih metalik. Putri
melihat betapa sayangnya ayah rina, sebelum rina turun dari mobil
ayahnya masih sempat membetulkan kerah baju rina yang kusut, kemudian
mengecup kening rina dengan lembut.  Sedangkan ayah Putri
? tidak pernah memperlakukan nya sebagaimana ayah rina. ”Put, kamu naik bis saja ya, kemarin  ayah sudah kasih tau khan bagaimana kamu harus naik bis, jalur mana yang harus
kamu pilih?” kata ayah putri ketika hari pertama masuk SMP. Padahal Putri ingin sekali diantar ayahnya seperti teman-temannya yang lain.
 
                                                                                                                 ***********
 
    
Putri kini sudah menjadi mahasiswi tingkat akhir di jogja, ayahnya
hanya sesekali menjenguknya. Namun tidak demikian dengan ibunya yang
selalu menjenguknya
setahun sekali.
Siang
itu Putri sedang mengahadap  dosen walinya, Profesor Hartono.MM,
seorang dosen senior yang menjadi panutan dosen-dosen muda dikampus itu,
“ Putri,sebentar lagi kamu lulus. Nilai-nilaimu bagus, mudah-mudahan
kamu secepatnya dapat pekerjaan seperti yang kamu inginkan” Kata sang dosen membuka pembicaraan.”
Terimakasih Pak, semua juga karena atas bimbingan bapak. Tanpa bimbingan Bapak, mungkin saya tak seperti ini.”.kata putri.”Putri…memang

selama kuliah kamu beberapa kali menjadi bimbingan saya, kamu tak harus
berterimakasih pada saya  tapi seharusnya kamu berterimakasih kepada
seseorang,dan itu bukan saya….”.
Putri tersentak kaget,  ” Seseorang ? saya tidak paham maksud Bapak..? “Tanya
putri penasaran. ”Ayahmu Putri..!!” jawab Pak Hartono semakin membuat bingung
Putri. Ayah..?? kenapa ayah, kata putri dalam hati. Ia tetap tak mengerti maksud Pak Hartono.
“Benar Putri, kamu tahu kalau sejak semester pertama kamu menjadi bimbinganku, ayahmu hampir setiap minggu menghubungiku”,
kata Pak Hartono seperti memahami isi hati Putri.”
Dia selalu menanyakan perkembanganmu,
Ayahmu juga sangat kuatir tentang dirimu, ayahmu takut kalau-kalau kamu
salah bergaul di kota ini. makanya Ayahmu selalu menanyakan keadaanmu
dan  hasil-hasil ujianmu”.Pak

Hartono menjelaskan panjang lebar. Putri serasa tak yakin dengan apa
yang barusan dia dengar, benarkah ayahnya melakukan itu semua. Bukankah
ayah selama ini cuek-saja dengan kuliahnya.
 
“Putri..” kata sang dosen mengangetkan lamunan putri.”
Bapak punya sebuah buku bagus, bacalah bak-baik” Pak Hartono mengulurkan sebuah buku berukuran setengah quarto,
“Cinta Ayah” begitu judul yang tertera disampul buku yang kini ada ditangan putri.
”Terimakasih Pak “ kata putri sambil membolak-balik buku ditanganya. Sesaat kemudian
putri berpamitan.
Sepanjang
perjalanan  menuju kontrakan, pikiran Putri tak menentu, perkataan Pak
Hartono tentang ayahnya terngiang-ngiang ditelinganya,
”benarkah ayah yang melakukan semua ini”
putri masih belum percaya sepenuhnya.
Putri
segera masuk kekamarnya, jantungnya berdegup agak kencang ketika
mengeluarkan buku hadiah dari Profesor Hartono. Dia amati sebentar buku
kecil itu, kemudian
perlahan dia membuka dan membaca dengan seksama halaman demi halaman.
"Sudah selayaknya seorang anak mengidolakan orangtuanya sendiri, terutama Ayah…..",
begitu bunyi tulisan yang tertera dihalaman pertama buku itu.

   
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, anak
perempuan yang sedang bekerja diperantauan, anak perempuan yang ikut
suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, anak perempuan yang
sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..akan
sering merasa kangen sekali dengan ibunya.Ingin rasanya selalu dekat
dengan sang ibu
Lalu bagaimana dengan Ayah?
Mungkin
karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap
hari,sehingga kamu merasa bahwa ibu sangat perhatian padamu. tapi
tahukah kamu.......,
jika ternyata ayah-lah yang selalu mengingatkan Ibu untuk menelponmu ?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,
tapi
tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah
selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan
seharian?
Pada
saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil…… ingatkah kamu bahwa
dengan telaten Ayah mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah
Ayah mengganggapmu
bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu…
Kemudian Ibu bilang :
“Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,

Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….

Tapi
sadarkah kamu? Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu,
dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri
kecilnya
PASTI BISA. Ayahmu menutupi kekawatiranya denga keyakinan.
Pada
saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu
menatapmu iba...dan ingin membelikanya jika ada uang lebih. Tetapi Ayah
akan mengatakan
dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah
kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang
manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?.Karena jika
kamu menjadi
perempuan yang manja, kamu akan merepotkan suamimu kelak.
Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :

“Sudah di bilang! . kamu jangan minum air dingin ! begini akibatnya..”.

Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja….

Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan:
“Tidak boleh!”.

Kamu
tahu kenapa kala itu ayah tak menoleh kepadamu tapi pandanganya tetap
tertuju pada layar laptopnya, karena ayah tak mau melihat kesedihan
diwajahmu yang cantik.
Lalu kenapa ayahmu selalu melarangmu

Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu?

Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..
Setelah
itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting
pintu…Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah
adalah Ibu…bukan ayah.

Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,

Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, kamu bilang
“dia teman sekolahku yah”.kamu tak menyadari bahwa ayah tahu kamu telah berbohong.
Ayah akan memasang wajah paling kereng (angker)  sedunia…. Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Ssstt…..Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?

Saat
kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan
untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam
malamnya.
Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…

Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…Ketika melihat putri
kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah
memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah”

Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang
Sarjana. ”Yah aku tidak suka fakultas ini, aku lebih suka fakultas
itu..”begitu kamu menolak keinginan ayah.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…

Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah..
Ketika kamu menjadi gadis dewasa…..Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…

Ayah harus melepasmu di bandara.
Tahukah
kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?, sedangkan kamu...
kamu hanya membayangkan indahnya masa-kuliah, pikiranmu sudah berada di
kota lain.

Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.
Yang
Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan
menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.Kata
sayang yang asing bagimu karena ayah jarang mengucapkanya untukmu.

Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan….
Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : “Tidak….. Tidak bisa!”

Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang
tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.

Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Ayah tahu……Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya….

Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki
yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia…..

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena ayah sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa…..

Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata:
“Ya
Allah, ya Tuhanku rasanya baru kemarin ia berceloteh ketika pulang
sekolah di hari pertama masuk TK,….kini .Putri kecilku yang lucu dan
kucintai telah menjadi
wanita dewasa yang cantik….Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Setelah
itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang
sesekali datang untuk menjenguk…padahal kamu tahu ayah masih ingin
melihatmu sesering
mungkin.

Akhirnya 
ayah menyadari, Ayah telah menyelesaikan tugasnya menjagamu …..dan ayah
selalu berharap kelak suamimu bisa lebih baik dalam menjaga
putri-putrinya, bukan seperti ayah.....
 
Airmata Putri menetes membasahi lembar-lembar terakhir buku itu,
Ayah..ternyata aku salah menilaimu, maafkan aku ayah..aku sayang sama ayah” bisik putri lirih
Baru pertama kalinya ayah ada dihati putri...................................................(SRT)
************************************
 
( Untuk Bapakku yang jauh diseberang….Aku tahu Bapak selalu sayang pada kami…maafkan kalau kami selalu menyusahkan Bapak….)

Sumber: milist tahajud-call

Komentar