Friday, December 16, 2016

Save Allepo! PRAY for Allepo! *BREAKING NEWS: Aleppo Yang Terkepung Diambang Kiamat!!!*



Tadi malam, Bustanul Qasr telah jatuh ke tangan rezim.
Sekitar 70.000 dari total 280.000 warga muslim di kota Aleppo bagian timur yang terkepung, menyerahkan diri ke wilayah rezim.  Para pria di antara mereka diambil rezim dan dipaksa ikut menjadi personel militer, jika tidak akan dieksekusi mati.

Serangan besar-besaran rezim yang dimulai sejak 26 November sembari diiringi oleh pembomam masif oleh Rusia, telah membunuh ratusan jiwa, menghancurkan fasilitas medis, menutupi jalan-jalan dengan reruntuhan, semua fasilitas publik didalamnya telah hancur.

Sejak Juni tahun ini kondisi di kota Aleppo bagian timur yang direbut mujahidin pada tahun 2012, telah jatuh kedalam kepungan rezim, sejak itu kondisi sangat memprihatinkan, pembantaian massal, pemboman, tiadanya obat-obatan, sampai banyak yang meninggal karena tiada obat-obatan bagi yang sakit dan terluka. Memasuki musim dingin, tidak ada lagi makanan dan kayu bakar untuk dipergunakan, semua telah habis, dan kondisi ini memuncak dengan majunya tentara rezim dalam hari-hari terakhir ini.

Berbagai pesan kesedihan telah dikirim dari dalam Aleppo kepada dunia luar, seorang ibu sampai berkata "Wahai kaum muslimin, aku cium tanganmu, karena Allah, bantulah kami, bebaskan kami..."

Saudara-saudara kita di Aleppo, sedang sekarat meminta pertolongan kepada kita kaum muslimin dan kepada setiap manusia yang hidup di bumi ini, karena sebentar lagi mungkin kita tidak akan mendengar apapun lagi tentang mereka, sebentar lagi mungkin mereka akan menghadapi akhir yang mengerikan, segala penderitaan mereka akan berakhir dengan kematian mereka.. laa hawla walaa quwwata illa billah..

kita bisa mengambil kesempatan untuk menolong mereka sebelum terlambat, sebelum suara-suara parau itu hilang. kita harus tunjukan bahwa kita bersama saudara-saudara kita di Aleppo, kita tidak melupakan mereka. Ini adalah kesempatan membela saudara kita kaum muslimin dengan apapun yang bisa kita berikan dan lakukan.

Saudara kita Bilal abd. Karim (Jurnalis Muslim) masih menyisakan satu berita yg katanya bisa jadi ini adalah berita terakhir kami dari Aleppo.

Harapan terakhir Bilal:

"Semoga Allah mempertemukan kita kembali..."

KONDISI TERAKHIR ALEPPO:

Wilayah yang tersisa dari Aleppo timur hanya 8 km persegi, 100.000 jiwa muslim saling berhimpitan didalamnya. Aleppo akan menjadi ajang pembantaian massal terbesar di dekade ini

Dalam hadits disebutkan bahwa ada seorang wanita dimasukkan ke neraka hanya karena ia membiarkan seekor kucing mati. Maka bagaimana dengan kita yang membiarkan kaum muslimin mati terkepung, terluka dan  kelaparan akibat perbuatan kaum kafir!?

Bahkan tentara rezim Syi'ah dengan terang-terangan telah mengancam akan memperkosa setiap wanita muslimah yang tersisa di dalam Aleppo.

Semoga kita punya jawaban di hadapan Allah kelak jika ditanya apa yang telah kita perbuat untuk saudara-saudari kita di Aleppo yang sedang menanti kiamat.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
#savealeppo #prayforaleppo #helpaleppo

Hasbunallah wa nikmal wakiil ....
Oh Allah Ampuni kami atas ketidak kuasaan kami menolong mereka Saudara kami.

Doa qunut nazilah untuk Aleppo

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

"Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin laki-laki dan perempuan, mukmin laki-laki dan perempuan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, dekat dan mengabulkan doa-doa, wahai Dzat yang memenuhi segala kebutuhan."

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

"Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami karena kelupaan dan kesalahan kami. Rabb kami, Rabb kami janganlah Engkau beri kami beban sebagaimana beban yang Engkau beri kepada para pendahulu kami. Rabb kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa-apa yang tidak kami sanggupi. Maafkanlah kami, ampunilah kami, sayangilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap orang-orang kafir."

اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِبَشَّارِ الْأَسَدِ وَأَعْوَانِهِ الْمُعْتَدِيْنَ، الَّذِيْنَ قَتَلُوْا إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ حَلَبٍ خَاصَّةً، وَفِيْ سُوْرِيَا عَامَّةً.

"Ya Allah turunkanlah hukuman-Mu pada Bashar Asad dan para penolongnya yang telah melakukan kezhaliman dengan membunuh saudara-saudara kami kaum muslimin di Aleppo khususnya, dan di Suriah umumnya."

اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِهِمْ فَإِنَّهُمْ لاَ يُعْجِزُونَكَ، اللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ، وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ، وَاجْعَلِ الدَّائِرَةَ عَلَيْهِمْ.

"Ya Allah hukumlah mereka, sesungguhnya mereka tak mampu melemahkan-Mu. Ya Allah cerai beraikan mereka, porak porandakan kesatuan mereka, dan turunkanlah balasan-Mu atas mereka."

اللَّهُمَّ أَحْصِهِمْ عَدَداً، وَاقْتُلْهُمْ بَدَداً، وَلاَ تُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَداً.

"Ya Allah kumpulkanlah dan binasakanlah mereka dan jangalah Engkau sisakan seorang pun dari mereka."

اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْهِمْ وَعَلىَ مَنْ عَاوَنَهُمْ بَأْسَكَ الَّذِي لاَ يُرَدُّ عَنِ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ.

"Ya Allah turunkanlah atas mereka dan semua pihak yang membantu mereka balasan-Mu yang tidak dapat ditolak oleh kaum yang berbuat kezhaliman."

اَللَّهُمَّ أَنْجِ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِيْ سُوْرِيَا، اَللَّهُمَّ الْطُفْ بِهِمْ وَارْحَمْهُمْ وَأَخْرِجْهُمْ مِنَ الضِّيْقِ وَالْحِصَارِ.

"Ya Allah selamatkanlah saudara-saudara kami kaum muslimin yang lemah di Suriah. Ya Allah sayangi dan kasihilah mereka dan keluarkanlah mereka dari pengepungan dan keadaan sempit yang mereka alami saat ini."

اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْهُمُ الشُّهَدَاءَ وَاشْفِ مِنْهُمُ الْمَرْضَى وَالْجَرْحَى، اللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ وَلاَ تَكُنْ عَلَيْهِمْ، فَإِنَّهُ لاَ حَوْلَ لَهُمْ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ

"Ya Allah terimalah syuhada mereka dan sembuhkanlah yang sakit dan terluka dari kalangan mereka. Ya Allah karuniakanlah kebaikan pada mereka dan janganlah Engkau timpakan keburukan pada mereka karena tiada daya dan kekuatan bagi mereka kecuali dengan pertolongan-Mu."

اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سُوْرِيَا، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ فِلِسْطِيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ الْيَمَنِ، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ أَفْرِيْقِيَا، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ أَفْغَانِسْتَانَ، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ كُلِّ بِقَاعِ الأَرْضِ.

"Ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu pada mujahidin di Suriah. Ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu pada mujahidin di Palestina. Ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu pada mujahidin di Yaman. Ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu pada mujahidin di Afrika. Ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu pada mujahidin di Afghanistan. Ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu pada mujahidin di seluruh permukaan bumi."

Wednesday, December 7, 2016

*Tiga doa yang janganlah kau lupakan dalam sujud*

1. Mintalah diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah :
Allahumma inni as'aluka husnal khotimah
Artinya : " Ya Allah aku meminta kepada-MU husnul khotimah "

2. Mintalah agar kita diberikan kesempatan Taubat sebelum wafat :
Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut
Artinya: " Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat "

3. Mintalah agar hati kita ditetapkan di atas Agamanya :
Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi 'ala diinika
Artinya: " Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU "


Sumber Dari: http://www.kumpulankonsultasi.com/2016/08/syeikh-bin-baza-tiga-doa-yang-janganlah-kau-lupakan-dalam-sujud.html#ixzz4PzoXbkT6

Wednesday, November 9, 2016

📚📚📚 *DAFTAR PONPES & MA'HAD AHLUSUNNAH WALJAMAAH DI BERBAGAI WILAYAH NUSANTARA (DISERTAI ALAMAT DAN NOMOR KONTAKNYA)*


BY: SOBAT MUSLIM

DAFTAR & ALAMAT PESANTREN2 AHLUSUNNAH WALJAMAAH YANG BERMANHAJ SALAF

✅1. *PESANTREN MINHAJUS SUNNAH BOGOR* , JAWA BARAT
Alamat : Jl. Raya Darmaga Belakang Gudang Bulog Darmaga, Bogor , Jawa Barat Tel. 0251-623761, 08156887807,
e-mail: minhajussunnah@yahoo.com

✅2. *PESANTREN SABILUNNAJAH BANDUNG* –MTs dan MA ( Khusus Putra )
Alamat : Jln Sungai Citarik (jembatan II) sapan, desa sukamanah kecamatan Rancaekek, Bandung
http://www.sabilunnajah.com
Contact Person
M.Rahmad Khairi,S.Si (0878-2390-9765)
Jajat Kurniawan,S.T, M.M.Pd (0812-8805-4208)
Agung Hidayatullah, S.Sos.I (0818-0213-2539)

✅3. *PESANTREN ANNAJIYAH BANDUNG* — MA (Khusus Putri )
Alamat : Jln Utsman bin Affan no. 90 , komplek Griya Cempaka Arum, belakang Polda Jabar, bypass sukarno hatta,
Tel/Fax. (022) 7831690 , website : www.pesantren-annajiyah.com
Contact Person
M.Rahmad Khairi,S.Si (0878-2390-9765)
Jajat Kurniawan,S.T, M.M.Pd (0812-8805-4208)
Agung Hidayatullah, S.Sos.I (0818-0213-2539)

✅4. *PESANTREN AL FURQON AL ISLAMI*, GRESIK, JAWA TIMUR
Alamat : Ma'had Al-Furqon Al-Islami, Srowo-Sidayu, Gresik, Jawa Timur
Tel. 031-3949156 – Fax. 031-3940347

✅5. *PONDOK PESANTREN IMAM BUKHORI*, SOLO, JAWA TENGAH
Jenjang Pendidikan: TK, SD, SMP, ALIYAH
Alamat : Jl Raya Solo – Purwodadi Km 8, Selokaton Gondangrejo, Solo 57183
Tel. 0271-665450, 761016, 08122593225, 08156734302

✅6. *PESANTREN ISLAMIC CENTRE BIN BAAZ, YOGYAKARTA*
Jenjang Pendidikan: TK, SD, SMP, ALIYAH, PESANTREN MANDIRI
Alamat : Jl. Wonosari Km 10, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta . Tel/Fax. 0274-522964

✅7. *PONDOK PESANTREN JAMILURRAHMAN AS SALAFI, YOGYAKARTA*
Alamat : Sawo, Wirokerten, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta .
Contact person: Ustadz Abu Mush'ab (Tel. 08122745705) or Ustadz Abu Sa'ad (Tel. 08122745704)

✅8. *PESANTREN AL I'TISHOM*, KARAWANG, JAWA BARAT
Jenjang Pendidikan: TK, SD, SMP
Alamat : Jl. Pesantren Al-I'tishom No.1 Dusun Kedongdong, Kondang Jaya, Klari Karawang, Jawa Barat , 41371
Tel. 0267-433801, 433803, e-mail: shoom@telkom.net

✅9. *PESANTREN IHYA AS SUNNAH*, TASIKMALAYA, JAWA BARAT
Jenjang Pendidikan: TK, SD, SMP, ALIYAH, PESANTREN MANDIRI, MAHAD TAHFIDZ AL QURAN
Alamat : Jl. Terusan Paseh – BCA No 11 Tasikmalaya
Tel. 0265-310754

✅10. *MAHAD ALI AL'IRSYAD*, SURABAYA , JAWA TIMUR.
Alamat : Jl. Sultan Iskandar Muda 46, Surabaya Utara
Tel: 3298993, 3286649

✅11. *PONDOK PESANTREN AL UKHUWAH*, SUKOHARJO, JAWA TENGAH
Jenjang Pendidikan: TK, SD, SMP, PESANTREN MANDIRI (I'DAD DUAT)
Alamat : Ponpes Al Ukhuwah, Sanggarahan, Joho, Sukoharjo, Solo,
Tel. 0271 592089

✅12. *PONDOK PESANTREN ABU HURAIRAH*, MATARAM, NTB
Alamat: Jl. Soromandi No, 1 Lawata, Mataram, NTB
Tel. (030) 642404

✅13. *PESANTREN IMAM SYAFII*, CILACAP, JAWA TENGAH
Jenjang Pendidikan: SETARA UNIVERSITAS
Alamat : Jl. Sumbawa No.70 Cilacap Jawa Tengah
Tel/Fax. (0282)536053

✅14. *Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah*, BOGOR , JAWA BARAT
Kp.Pasir Tengah Rt 04 Rw 03 Pondok Bitung
Ds. Sukaharja Kecamatan Cijeruk
Bogor, 16740
Phone: (0251) 8388 934
Fax. (0251) 8388 935
http://www.ibnutaimiyah.com

✅15. *PESANTREN ISLAM AL IRSYAD*, TENGARAN, SALATIGA, JAWA TENGAH
Jenjang Pendidikan: TK, SD, SMP, ALIYAH, SETARA UNIVERSITAS
Alamat : Desa Butuh, Kec. Tengaran, Kab. Semarang , Jawa Tengah, Po Box 134 Salatiga
Telp. (0298)321658

✅16. *SD-SMP Islam Al Umm MALANG*
Kompleks Masjid Al Umm
Jl. Joyo Agung No. 1 Merjosari Malang
http://www.binamasyarakat.com/

✅17. *MAHAD IBNU ABBAS AS SALAFI*, SOLO, JAWA TENGAH
Jenjang Pendidikan: TK, SD, SMP, PESANTREN MANDIRI
Alamat : Mesjid Baitul Musthafa, Beku, Kliwonan, Masaran, Sragen, Solo
Telp. 0271-881394

✅18. *Ma'had Madinatulquran – Jonggol*
http://www.madinatulquran.or.id

✅19. *Ma`had Khidmatussunnah As-salafy Littashfiyyah Wattarbiyyah*
Desa Adirejo Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung timur
http://khidmatussunnah.com/

✅20. *Ma'had Tahfidz Qur'an Al Ikhlash MAGELANG*
Komplek Masjid Jami' Al Ikhlash Dsn. Tlatar, Ds. Krogowanan, Kec. Sawangan, Kab. Magelang, Prov. Jawa Tengah 56481.
CP : 081578442125 (Reza), 085702227853 (Rifki)

✅21. *PONDOK PESANTREN HAMALATUL QUR'AN KARAWANG*
JL.SYEKH QURO,PLAWAD, KARAWANG, JAWA BARAT, INDONESIA
Telepon:(0267) 8638236

✅22. *Ma'had Tahfizhul Qur'an Al-Firqoh An-Najiyah MALANG*
Masjid Baitul Makmur, Desa Donowarih, Kec. Karangploso, Kab. Malang, Jawa Timur
Telp. 0341 – 465134
Email : psb@firqotunnajiyah.com
Website : firqotunnajiyah.com
Contact Person :
Untuk Putra (Ikhwan)
085785086746 (Ust. Iman) 085646427585 (Ust. Abdurrahman)
Untuk Putri (Akhwat) 081805020838

✅23. *Pondok pesantren Modern Daarussunnah Al-Islamy WANGON*
jl. Wangon -Ajibarang RT 03/01 Desa jambu Kec. wangon Kab Banyumas 53176.
CP. Priagung Rajasa (0857 2922 1066), Aji satrianto (0821 3535 9991), Amin taufik (0856 4288 1684),

✅24 . *Ma'had Zaadul Ma'ad PALEMBANG*
Jl. Melati, depan perumahan Taman Mekar Sari (dekat dengan Pasar Talang Jambe), Talang Jambe, Palembang.
0857 4555 7199 http://zaadulmaad.com/

✅25. *Pesantren Islam AL-ITTIBA' KLATEN*
‪#‎Program‬:
» Tahfizh Al-Qur'an, Putra & Putri
» Tadribud Du'at (Kaderisasi Dai & Imam)
» Sekolah Dasar Islam Plus (Tahfizh Al-Qur'an)
Desa Tlogorandu Rt.03 Rw.05 kecamatan Juwiring, kab. Klaten, Jawa Tengah.
Telp: 082225243444
WA : 0899 5913444
Blog : https://abufawaz.wordpress.com

✅26. *PESANTREN ALMA'TUQ SUKABUMI*
Jl. Kadudampit KM. 03 Desa Gunungjaya Kec. Cisaat Kab. Sukabumi
Kode Pos 43152 Telp. (0266) 229949 Fax. (0266) 221450
Email. almatuq@yahoo.com
0857.2346.1429, 0812.1236.4442 (Ust. Buldan/Abu Haitsam)
0857.9841.3140, 0812.1089.2546 (Ust. Gaus/Abu Balqis)

✅27. *Pesantren Al Wafa BEKASI*
Jl. Masjid Bilal bin Rabah, Cisaat Bojong Rt.010/04, Desa Kertarahayu, Kec. Setu Bekasi, Jawa Barat 17320,
Contak Person.
1.Ustadz Untung Junaedi, MPd. HP: 0857-1166-5550 / 0813-1854-5121
2.Ustadz Ryandi Maulana . HP : 0858-6089-6668
http://www.pesantrenalwafa.com

✅28. *Pesantren Alandalus JONGGOL*
Putra: Jl. Menteng Waru Km . 13,5 Kp. Cijurey RT 004/003, Desa Sukadamai, Kec Sukamakmur, Kab. Bogor, Jawa Barat.
Putri: Jl. Menteng Km. 6, Kp. Kadupandak, Desa Balekambang, Kec. Jonggol, Kab. Bogor, Jawa Barat.
No HP : XL 0877-8456-6048 dan 0877-8456-6047
No HP : IM3 0857-1906-1919 dan 0813-1802-2744
http://pesantrenalandalus.com/
WA : 0813-1802-2744
Email : pesantrenalandalus@gmail.com

✅29. *PONDOK PESANTREN "TUNAS ILMU" PURBALINGGA*
Alamat:
Kedungwuluh Rt. 08 Rw. 02 Kalimanah Purbalingga 53371 Jawa Tengah Indonesia
Telp: 0281 6597674 HP: 081319839320

✅30. *PONDOK PESANTREN RIYADHUSSHOLIHIIN PANDEGLANG*
Jl. Kadukacang Km,0,5 Rocek Cimanuk Pandeglang
Kode Pos 42271, Banten – Indonesia
HP: 081319269080 / 081319673307

✅31. *AL-MA'HAD – The Islamic Boarding School BEKASI*
Jl. MT. Haryono, Kp. Awirarangan
Kec. Setu, Kabupaten Bekasi
email: info@mahaduna.sch.id

✅32. *Assunnah CIREBON*
Jl.Kalitanjung 52.B situgangga Karyamulya Kesambi, Kota Cirebon, West Java 45135
(0231) 488728
http://assunnahcirebon.com/

✅33. *Mahad Abu Bakar Ash-Shidiq Cirebon*
Jl.Kalitanjung 52.B situgangga Karyamulya Kesambi, Kota Cirebon, Karyamulya, Kesambi, Cirebon City, West Java 45135
http://www.mataba-cirebon.com/

✅34. *Ponpes Nashrus Sunnah*
JL. KOPERASI 68 BANJAREJO, TAMAN, MADIUN
(0351) 469169
http://an-najiyahmadiun.blogspot.co.id/

✅35. *MAHAD ADZ DZAKY BREBES*
Alamat:
Masjid Adz Dzaky sebelah TB. Kijang Logam Jl. Raya Pakijangan no. 11 Bulakamba Brebes Jawa Tengah 52253
CP: 087725222656

✅36. *Pondok Pesantren Alam Tahfidz BINA QUR'ANI*
Alamat: melalui pintu masuk area Bumi Perkemahan Palutungan, Kp.Sukamanah, Desa Cisantana, Kec.Cigugur, Kab.Kuningan – Jawa Barat
Informasi utk Santri Putra: 081914543535, 081324566337, 085724200302
Informasi utk Santri Putri: 0817217477
http://www.binaqurani.com

✅37. *PESANTREN ISLAM AL-IRSYAD TENGARAN 2 (PIAT2)*
Cabang Majalengka
Email : admin@pesantrenalirsyad2.org atau
Alamat :
Pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran 2, Blok Jombol No. 94 RT/RW. 002/006 Ds. Dawuan Kec. Dawuan Kab. Majalengka 45452, telp. 0233-8666144

✅38. *PP Hamalatul Qur'an*,
Ds. Kembaran RT 08 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta Telepon: 0274 372 602
Email:pesantrenhamalatulquran@gmail.com Website: http://hamalatulquran.com

✅39. *SMP IHBS (Ibnu Hajar Boarding School)*
Jl. Raya Munjul Gg. Musholah Fathul Ulum No.11 Munjul Cipayung Jakarta Timur 13850
Telp/Fax (021) 84312279, hp: 021-32403535
E-mail : smp.ibnu.hajar@gmail.com
Website: http://smpihbs.sch.id

✅40. *AL-BINAA Islamic Boarding School*
Alamat:
Jl. Raya Pebayuran-Kertasari Pebayuran Bekasi 17710 Jawa Barat- Indonesia
Telp. : +62 21 89150720 (Hunting)
Fax. : +62 21 89150721
SMS. 021-70215720
e-Mail: admin@albinaa.or.id // albinaa2004@hotmail.com
Website: http://albinaa.or.id

✅41. *Pesantren Islam Hidayatunnajah (PIH)*
Alamat: Jl Raya Pebayuran KM 08 Desa Kertasari Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi jawa Barat 17710
Telp: 021 8915 0465, 8195 0466, 81950467
Email: hidayatunnajah@gmail.com
Website: www.hidayatunnajah.or.id

✅42. *Pondok Pesantren Rahmatika Al-Atsari*
Jl. Raya Dayeuhkolot Sagalaherang, Subang, Jawa Barat Telp. 0260-7481974 (Kantor) CP Ikhwan : 085795232995 (Abul Fayadh), CP Akhwat : 085320586870 (Ustzh. Hanifah), Website: http://www.mahadrahmatika-alatsari.com

✅43. *Cahaya Sunnah*
Jl Pahlawan Kampung Tengah Rt 03/03 Cileungsi Bogor 16820 (Sebelah studio Radio Rodja), Telp. 0815 6214518

✅44. *Imam Syathiby*
Masjid Al-Barkah Jl.Pahlawan Kampung Tengah Rt.03/03, (Belakang Polsek Cileungsi) Komplek Radio/Tv Rodja Cileungsi – Bogor 16820, Handphone/WhatsApp : 0812 9111 1756 / 0857 7092 8282, PIN BB 540F6F57, website: http://tahfizhsyathiby.org/

✅45. *Pondok Pesantren Riyadushsholihin*
Jl. Kadukacang Km,0,5 Rocek Cimanuk Pandeglang
Kode Pos 42271, Banten – Indonesia
HP: 081319269080 / 081319673307
http://www.riyadhussholihiin.or.id

✅46. *Pondok Pesantren Tahfidz Putri Ma'hadul Qur'an Boyolali*
Jl. Profesor Soeharso, Gatak Kebontimun, Keringan, Boyolali (0276) 3294133
http://pondok-mahadulquran.blogspot.co.id/2015/11/brosur-penerimaan-santriwati-baru-tp.html?m=1

✅ 47. *Pondok Pesantren Darul-Qur'an Wal-Hadits (DQH)*, Martapura OKU Timur.
Alamat: Jalan Tuanku Imam Bonjol RT 4 Dusun 2 Kota Baru Selatan, Martapura OKU Timur.
Informasi lengkap hubungi:
Admin YKK: Call Center YKK OKUT (082278085665) dan Bapak Heri Setiawan, S.Pd. (081272424140)
Website: kuncikebaikan.com
Fanspage FB: Yayasan Kunci Kebaikan Oku Timur
Informasi tambahan:
Ust. Said Yai, M.A. (081382894093)
Ust. Lilik Ibadurrahman (081272414089)

✅48. *PONPES TAHFIZH AL-QUR'AN PUTRI UMMAHATUL MU'MININ*
Jalan Raya Kresek KM 1
Desa Tobat,Kp Jati Baru/ Saga Balaraja
Tangerang Indonesia
telp.0852 1505 0965
e-mail : ummahatulmuminin01@gmail.com
Website: http://www.ummahatulmukminin.com/pendaftaran/

🌐Sumber : *DAFTAR & ALAMAT PESANTREN-PESANTREN AHLUSUNNAH WALJAMAAH YANG BERMANHAJ SALAF*
oleh Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawwaz _hafidzohulloh_, 27 DECEMBER 2015 di situs BBG Al-ilmuCom, yg
bersumber dari: https://aslibumiayu.wordpress.com & http://sekolah.muslim.or.id

➡Ditambah dari sumber:
- http://www.kuncikebaikan.com
- http://www.ummahatulmukminin.com/pendaftaran/

📌Silahkan untuk menambahkan bila ada ponpes yang baru.

Tuesday, November 1, 2016

Tuesday, October 11, 2016

📢🌹(KISAH MENAKJUBKAN DI MASA TABI’IN)

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
*PAMAN, LIHATLAH, BIDADARI YANG PERNAH KUCERITAKAN PADAMU ADA DI DEKATKU... DIA MENUNGGU RUHKU KELUAR...*
°°°°°°°°°

🍃Hari itu, di salah satu sudutnya Masjid Nabawi berkumpullah Abu Qudamah dan para sahabatnya.

Di hati para sahabatnya, Abu Qudamah adalah orang yang sangat dikagumi. Itu karena Abu Qudamah adalah seorang Mujahid. Berjihad dari satu front ke medan-medan Jihad lainnya. Seolah hidup beliau, beliau persembahkan untuk Berjihad.
Debu yang beterbangan, kilatan pedang, hempasan anak panah, derap kuda adalah hal yang sudah biasa bagi beliau.
Pengalaman, tragedi, kisah dan momen pun telah banyak beliau saksikan di setiap gelanggang perjuangan Jihad.

"Abu Qudamah, ceritakanlah pada kami kisah paling mengagumkan di hari-hari Jihadmu,"
tiba-tiba salah seorang sahabatnya meminta.

"Ya," jawab Abu Qudamah.

"Beberapa tahun lalu. Aku singgah di kota Recca. Aku ingin membeli onta untuk membawa persenjataanku.
Saat aku sedang bersantai di penginapan, keheningan pecah oleh suara ketukan. Ku buka ternyata seorang perempuan.

"Engkaukah Abu Qudamah?" tanyanya.
"Engkaukah yang mengajak Umat manusia untuk Berjihad?" pertanyaannya yang kedua.

"Sungguh, Allah telah menganugerahiku rambut yang tak dimiliki wanita lain. Kini aku telah memotongnya. Aku kepang agar bisa menjadi tali kekang kuda. Aku pun telah menutupinya dengan debu agar tak terlihat.
Aku berharap sekali agar engkau membawanya. Engkau gunakan saat menggempur musuh, saat jiwa kepahlawananmu merabung. Engkau gunakan bersamaan saat kau menghunus pedang, saat kau melepaskan anak panah dan saat tombak kau genggam erat.
Kalau pun engkau tak membutuhkan, ku mohon berikanlah pada mujahid yang lain. Aku berharap agar sebagian diriku ikut di Medan Perang, menyatu dengan debu-debu fii Sabilillah.
Aku adalah seorang janda. Suamiku dan karib kerabatku, semuanya telah Mati Syahid fii Sabilillah. Kalau pun Syariat mengizinkan aku berperang, aku akan memenuhi seruannya," ungkapnya sembari menyerahkan kepangan rambutnya.

Aku hanya diam membisu. Mulutku kelu walau tuk mengucapkan "iya".

*"Abu Qudamah, walaupun suamiku terbunuh, namun ia telah mendidik seorang pemuda hebat. Tak ada yang lebih hebat darinya. Ia telah menghapal Al-Qur'an. Ia mahir berkuda dan memanah. Ia senantiasa Sholat Malam dan Berpuasa di siang hari. Kini ia berumur 15 tahun. Ialah Generasi Penerus suamiku.*
Mungkin esok ia akan bergabung dengan pasukanmu. Tolong terimalah dia.
*Aku persembahkan dia untuk Allah.*
Ku mohon jangan halangi aku dari PahalaNya," kata-kata sendu terus mengalir dari bibirnya.

Adapun aku masih diam membisu. Memahami kalimat per kalimat darinya. Lalu tanpa sadar perhatianku tertuju pada kepangan rambutnya.
"Letakkanlah dalam barang bawaanmu agar Kalbuku tenang," pintanya.
Tahu aku memperhatikan kepangan rambutnya.

Aku pun segera meletakkannya bersama barang bawaanku. Seolah aku tersihir dengan kata-kata dan himmah (tekad) nya yang begitu mengharukan.

💨Keesokan harinya, aku bersama pasukan beranjak meninggalkan Recca. Tatkala kami tiba di benteng Maslamah bin Abdul Malik, tiba-tiba dari belakang ada seorang penunggang kuda yang memanggil-manggil.

"Paman Abu Qudamah!" serunya.

"Paman Abu Qudamah, tunggu sebentar, semoga Allah merahmatimu."

Kaki pun terhenti. Lalu aku berpesan kepada pasukan, "Tetaplah di tempat hingga aku mengetahui orang ini."

Dia mendekat dan memelukku.

"Alhamdulillah, Allah memberiku kesempatan menjadi pasukanmu. Sungguh Dia tidak ingin aku gagal," ucapnya.

"Kawan, singkaplah kain penutup kepalamu dahulu," pintaku.

Ia pun menyingkapnya. Ternyata wajahnya bak bulan purnama. Terpancar darinya cahaya ketaatan.

"Kawan, apakah engkau memiliki Abi?" tanyaku.

"Justru aku keluar bersamamu hendak menuntut balas kematian Abi. Dia (insya Allah) telah mati Syahid. Semoga saja Allah menganugerahiku Syahid seperti Abi," jawabnya.

"Lalu, bagaimana dengan Ummi?
Mintalah restu darinya terlebih dahulu.
Jika merestui, ayo berangkat. Jika tidak, layanilah beliau. Sungguh baktimu lebih utama dibandingkan jihad. Memang, Jannah di bawah bayangan pedang, namun juga di bawah telapak kaki ibu"

"Duhai Paman Abu Qudamah. Tidakkah engkau mengenaliku."

"Tidak."

"Aku putra pemilik titipan itu. Betapa cepatnya engkau melupakan titipan Ummi, pemilik Kepangan Rambut itu"

*"Aku, insya Allah, adalah Seorang Syahid Putra Seorang Syahid. Aku memohon kepadamu dengan nama Allah, jangan kau halangi aku ikut Berjihad fii Sabilillah bersamamu. Aku telah menyelesaikan Al-Qur'an. Aku juga telah mempelajari Sunnah Rasul. Aku pun lihai menunggang kuda dan memanah. Tak ada seorang pun lebih berani dariku. Maka, janganlah kau remehkan aku hanya karena aku masih belia."*

"Ummi telah bersumpah agar aku tidak kembali. Beliau berpesan: *"Nak, jika kau telah melihat musuh, Jangan pernah kau lari. Persembahkanlah Ragamu untuk Allah. Carilah kedudukan di sisi Allah. Jadilah tetangga Abimu dan paman-pamanmu yang Sholeh di Surga. Jika nantinya kau menjadi Syahid, jangan kau lupakan Ummi. Berilah Ummi Syafa'at. Aku pernah mendengar Fadhilah bahwa Seorang Syahid akan Memberi Syafaat untuk 70 orang keluarganya dan juga 70 orang tetangganya."*
Ummi pun memelukku dengan erat dan mendongakkan kepalanya ke langit.

*"Rabbku.. Maulaku.. Inilah putraku, penyejuk jiwaku, buah hatiku..  Aku persembahkan ia untukMu. Dekatkanlah ia dengan ayahnya,"*
terang sang pemuda.
Kata-katanya terus mendobrak tanggul air mataku.

Dan akhirnya aku benar-benar tak kuasa menahannya. Aku tersedu-sedu. Aku tak tega melihat Wajahnya yang masih muda & polos. Namun begitu tinggi tekadnya. Aku pun tak bisa membayangkan Kalbu Sang Ibu. Betapa sabarnya ia.

Melihatku menangis, sang pemuda bertanya,
"Paman, apa gerangan tangisanmu ini...???
Jika sebabnya adalah usiaku, bukankah ada orang yang lebih muda dariku, namun Allah tetap mengadzabnya jika bermaksiat ...???"

"Bukan," aku segera menyanggah.

"Bukan lantaran usiamu. Namun aku menangis karena Kalbu Ibumu. Bagaimana jadinya nanti jika engkau gugur?"

🌴Akhirnya aku menerimanya sebagai bagian dari pasukan. Siang malam si pemuda tak pernah jemu Berdzikir kepada Allah Ta'ala. Saat pasukan bergerak, ia yang paling lincah mengendalikan kuda. Saat pasukan berhenti istirahat, ia yang paling Aktif Melayani pasukan. Semakin kita melangkah, tekadnya juga semakin membuncah, semangatnya semakin menjulang, kalbunya semakin lapang dan tanda-tanda kebahagiaan semakin terpancar darinya.

Kami terus berjalan menyusuri hamparan bumi nan luas. Hingga kami tiba di medan laga bersamaan dengan bersiap-siapnya matahari untuk terbenam. Sesampainya, sang pemuda memaksakan diri menyiapkan hidangan berbuka untuk pasukan.  Memang, hari itu kami berpuasa.
Dan dikarenakan hal inilah juga khidmatnya kepada pasukan selama perjalanan, dia tertidur pulas. Pulas sekali hingga kami iba membangunkan.

Akhirnya, kami sendiri yang menyiapkannya dan membiarkan si pemuda tidur. Saat tidur, tiba-tiba bibirnya mengembang menghiasi wajahnya.

"Lihatlah, ia tersenyum!" kataku pada teman keheranan.

Setelah bangun, aku bertanya padanya, "Kawan, saat tertidur kau tersenyum. Apa gerangan mimpimu?"

"Aku mimpi indah sekali. Membuatku bahagia," jawabnya

"Ceritakanlah padaku!" pintaku penasaran."

📢"Aku seperti di sebuah Taman Hijau nan permai. Indah sekali. Pemandangannya menarik kalbuku untuk berjalan-jalan. Saat asyik berjalan, tiba-tiba aku berdiri di depan istana Perak, balkonnya dari Batu Permata dan mutiara serta pintu-pintunya dari Emas. Sayang, tirai-tirainya terjuntai, menghalangiku dari bagian dalam Istana. Namun tak lama, keluarlah Gadis-gadis menyingkap tirai-tirainya.

Sungguh Wajah mereka bagaikan rembulan. Kutatap wajah-wajah Cantik itu dengan penuh kekaguman, Amboi Cantiknya.
*"Marhaban,"* kata salah seorang dari mereka tahu ku memandanginya.
Aku pun tak tahan hendak menjulurkan tangan menyentuhnya. Belum sampai tangan ini menyentuh, dia berkata,
*"Belum. Ini belum waktunya. Janganlah terburu-buru."*
Telingaku juga menangkap sebuah suara salah seorang mereka, *"Ini suami Al Mardhiyah."*
Mereka berkata kepadaku, *"Kemarilah,Yarhamukalloh."*
Baru saja kakiku hendak melangkah, ternyata mereka telah berdiri di depanku.

Mereka membawaku ke atas Istana. Di sebuah kamar, seluruhnya dari Emas merah yang berkilauan indahnya. Dalam kamar itu ada dipan yang bertahtakan Permata hijau dan kaki-kakinya terbuat dari Perak putih. Dan di atasnya. . .😱😱😱😱😱
Seorang Gadis belia dengan Kecantikan Wajahnya bersinar lebih Indah daripada Rembulan...!!!
Kalaulah Allah tidak memantapkan kalbu dan penglihatanku, niscaya butalah mataku dan hilanglah akalku karena tak kuasa menatap kecantikannya...!!!
*"Marhaban, ahlan wa sahlan, duhai Wali Allah. Sungguh engkau adalah milikku dan aku adalah milikmu"* katanya menyambutku, membuatku tak terasa hendak memeluknya.
*"Sebentar...Janganlah terburu-buru. Belum waktunya. Aku berjanji padamu, kita bertemu besok selepas Sholat Dhuhur. Bergembiralah,"*
sang pemuda mengakhiri kisahnya.

🔖Lalu, aku berusaha membangkitkan himmahnya,
"Kawan, mimpimu begitu indah. Engkau akan melihat kebaikan nantinya." Kami pun bermalam dengan perasaan takjub dan kagum akan mimpi sang pemuda.

📍Esok hari, kami bersiap menghadapi kaum kafir. Barisan diluruskan, formasi dan strategi dimatangkan, senjata tergenggam kuat dan tali kekang kuda dipegang erat.

Semangat pun semakin berkobar saat mendengar Arahan,
*"Wahai segenap Tentara Allah, tunggangilah kuda-kuda kalian. Bergembiralah dengan Jannah. Majulah kalian, baik terasa ringan oleh kalian ataupun terasa berat."*

Tak lama,pasukan kuffar tiba di hadapan kami. Banyak sekali, bagaikan belalang yang menyebar kemana-mana.Perang bergolak pun terjadi. Kesunyian pagi hari sontak terpecah oleh teriakan pasukan kuffar dan Gema Takbir Kaum Muslimin.
Suara senjata yang saling beradu, berbaur dengan riuh rendah suara para prajurit yang sedang bertaruh nyawa.

Tiba-tiba aku mengkhawatirkan pemuda itu. Iya, dimana pemuda itu…Dimana pemuda itu...?
Ku berusaha mencari di tengah medan laga. Ternyata dia di barisan depan pasukan muslimin. Dia merangsek maju, menyibak pasukan kuffar dan memporak porandakan barisan mereka.

Dia bertempur dengan hebatnya. Dia mampu melumpuhkan begitu banyak pasukan kuffar. Namun begitu, tetap saja hati ini tak tega melihatnya. Aku segera menyusulnya di depan.

"Kawan, kau masih terlalu muda. Kau tak tahu betapa liciknya pertempuran. Kembalilah ke belakang,"
teriakku mencoba menyaingi suara riuh pertempuran, sambil menarik tali kekang kudanya.

"Paman, tidakkah kau membaca ayat: *"Wahai segenap Kaum Mukmin, jika kalian telah berperang dengan kaum kafir, maka janganlah kalian mundur ke belakang." (Al Anfal:15).* Sudikah engkau aku masuk neraka ?" serunya menimpali.

Saat kucoba memahamkannya, serbuan pasukan kuffar memisahkan kami. Aku berusaha mengejarnya, namun sia-sia. Peperangan semakin bergejolak.

Dalam kancah pertempuran, terdengarlah derap kaki kuda diiringi gemerincing pedang dan hujan panah. Lalu mulailah kepala berjatuhan satu persatu. Bau anyir darah tercium dimana-mana. Tangan dan kaki bergelimpangan. Dan tubuh tak bernyawa tergeletak bersimbah darah. Demi Allah, perang itu telah menyibukkan tiap orang akan dirinya sendiri dan melalaikan orang lain. Sabetan dan kilatan pedang di atas kepala yang tak henti-hentinya, menjadikan suhu memuncak. Kedua pasukan bertempur habis-habisan.

▪Saat perang usai, aku segera mencari si pemuda. Terus mencari di medan laga. Aku khawatir dia termasuk yang terbunuh. Aku berkeliling mengendarai kuda di sekitar kumpulan korban.
Mayat demi mayat, sungguh wajah mereka tak dapat dikenali, saking banyaknya darah bersimbah dan debu menutupi.

Dimana sang pemuda ? Aku terus melanjutkan pencarian. Dan tiba-tiba aku mendengar suara lirih,
"Kaum muslimin, panggilkan pamanku,Abu Qudamah kemari!"

Itu suaranya, teriakku dalam kalbu. Kucari sumber suara, ternyata benar, si pemuda. Berada di tengah-tengah kuda bergelimpangan. Wajahnya bersimbah darah dan tertutup debu.  Hampir aku tak mengenalnya.

💦Aku segera mendatanginya. "Aku di sini! Aku di sini! Aku Abu Qudamah!" isakku tak kuasa menahan tangis.

Aku sisingkan sebagian kainku dan mengusap darah yang menutupi wajah polosnya.

*"Paman, Demi Rabbul Ka'bah, Aku telah meraih Mimpiku. Akulah Putra Ibu pemilik rambut kepang itu. Aku telah berbakti padanya, kukecup keningnya dan kuhapus debu dan darah yang terkadang mengalir di wajahnya," kenangnya.*

💦Sungguh aku benar-benar tak kuasa dengan kejadian ini.
"Kawan, janganlah kau lupakan Pamanmu ini. Berilah dia Syafa'at nanti di Hari Kiamat."

"Orang sepertimu takkan pernah kulupakan."
"Jangan!" serunya lagi saat kucoba mengusap wajahnya.

"Jangan kau usap wajahku dengan kainmu. Kainku lebih berhak untuk itu. Biarkanlah darah ini mengalir hingga aku menemui Rabb-ku, paman."

*"Paman, lihatlah, Bidadari yang pernah kuceritakan semalam padamu ada di dekatku. Dia menunggu Ruhku keluar. Dengarkanlah kata-katanya; "Sayang, bersegeralah. Aku rindu.'*

*"Paman, Demi Allah, tolong bawalah bajuku yang berlumuran darah ini untuk Ummi. Serahkanlah padanya, agar beliau tahu aku tak pernah menyia-nyiakan Petuahnya. Juga agar beliau tahu aku Bukanlah Pengecut melawan kaum kafir yang busuk itu. Sampaikanlah salam dariku dan katakan Hadiahmu telah Diterima Allah. Paman, saat berkunjung ke rumah nanti, kau akan bertemu adik perempuanku. Usianya sekitar sepuluh tahun. Jika aku datang, ia sangat gembira menyambutku. Dan jika aku pergi, ia paling tidak mau kutinggalkan."*

*"Saat kumeninggalkannya kali ini, ia mengharapkanku cepat kembali. "Kak, cepat pulang, ya." Itulah kata-katanya yang masih terngiang di telingaku. Jika engkau bertemu dengannya, sampaikan salamku padanya dan katakan; "Allah-lah yang akan menggantikan Kakak sampai Hari Kiamat."*
kata-katanya terus membuat air mataku meleleh.

💦Menetes dan terus menetes membuat aliran sungai di pipi.
*"Asyhadu alla ilaaha illalloh, wahdahu laa syarikalah, sungguh benar janji-Nya. Wa Asyhadu anna Muhammadarrosululloh. Inilah apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya dan Nyatalah apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya."*
*Itulah kata-kata terakhirnya sebelum Ruh berlepas dari jasadnya.*

Lalu aku mengkafaninya dan menguburkannya.
Aku harus segera ke Recca, tekadku. Aku segera pergi ke Recca. Tak lain dan tak bukan tujuanku hanyalah Ibu si Pemuda.

Celakanya aku, aku belum mengetahui nama si Pemuda dan dimana rumahnya. Aku berkelililing ke seluruh kota Recca. Setiap sudut, gang dan jalan kutelusuri.
Dan akhirnya aku mendapatkan seorang gadis mungil. Wajahnya bersinar mirip si Pemuda.

Ia melihat-lihat setiap orang yang berlalu di depannya. Tiap kali melihat orang baru datang dari bepergian, ia bertanya,
"Paman, anda datang darimana?"

"Aku datang dari Jihad," kata lelaki itu.

"Kalau begitu kakakku ada bersamamu?" tanyanya

"Aku tak kenal, siapa kakakmu." kata lelaki itu sambil berlalu.

Lalu lewatlah orang kedua dan tanyanya, "Paman, anda datang dari mana?"

"Aku datang dari Jihad," jawabnya.

"Kakakku ada bersamamu?", tanya gadis itu.

"Aku tak kenal, siapa kakakmu." jawabnya sambil berlalu.

💦Gadis itu pun tak bisa menahan rindu kepada sang kakak. Sambil terisak-isak, dia berkata,
*"Mengapa mereka semua kembali dan Kakakku tak kunjung kembali?"*

Aku iba kepadanya. Kucoba menghampiri tanpa membawa ekspresi kesedihan.
"Adik kecil, bilang sama Ummi, Abu Qudamah datang."

Mendengar suaraku, Sang Ibu keluar.
"Assalamu'alaikum," salamku.
"Wa'alaikum salam," jawabnya.

*"Engkau ingin memberiku Kabar Gembira atau Berbela Sungkawa?" lanjutnya.*

"Maksud, ibu ?"

*"Jika putraku datang dengan selamat, berarti engkau Berbela Sungkawa. Jika dia Mati Syahid, berarti engkau kemari membawa Kabar Gembira," terangnya.*

*"Bergembiralah. Allah telah menerima Hadiahmu."*

Ia pun menangis terharu. "Benarkah?"
"Iya." jawabku.
Benar-benar ia tak kuasa menahan tangisnya.

*"Alhamdulillah.Segala puji milik Allah yang telah menjadikannya tabunganku di Hari Kiamat," pujinya kepada Dzat Yang Maha Kuasa.*

Para sahabat Abu Qudamah mendengarkan kisahnya dengan penuh kekaguman.

"Lalu gadis kecil itu bagaimana?" tanya salah seorang dari mereka.

Dia mendekat kepadaku. Dan kukatakan padanya,
*"Kakakmu menitipkan salam padamu dan berkata; "Dik, Allah-lah yang menggantikanku sampai Hari Kiamat nanti".*

💦 Tiba-tiba dia menangis sekencang-kencangnya. Wajahnya pucat. Terus menangis hingga tak sadarkan diri. Dan setelah itu nyawanya tiada.

☔Sang ibu mendekapnya dan menahan sabar atas semua musibah yang menimpanya.
Aku benar-benar terharu melihat kejadian ini. Aku serahkan padanya sekantong uang. Berharap bisa mengurangi bebannya. Sang ibu pun melepas kepergianku.
*Aku meninggalkan mereka dengan kalbu yang penuh kekaguman kepada Ketabahan Sang Ibu, Sifat Ksatria Sang Pemuda dan Cinta gadis kecil itu kepada kakaknya…*(SELESAI)
—————————————————————-

🌻Ya Rohman Ya Rohiim Kabulkanlah seuntai Do'a kami. Memang terasa berat meniti Jalan Surga-Mu. Syahwat yang selalu menyambar, Syubhat yang terus menghantam, setan yang tak pernah menyerah dan nafsu jahat yang senantiasa memberontak. Sedangkan kalbu ini lemah, ya Rabb...
Kalaulah bukan karena-Mu, tidaklah kami ini menjadi Muslim. Tidak pula mengerjakan Sholat, tidak pula Bersedekah. Teguhkanlah kaki kami di atas Jalan-Mu ini !

————————————————–
Oleh Al-Akh Yahya Al-Windany
Diterjemahkan dengan beberapa editing tanpa merubah tujuan dan makna dari Kitab 'Uluwwul Himmah indan Nisaa', 212-217.

Lihat juga:
Masyari'ul Asywaqi ila Mashori'il Usysyaqi: 1/285-290.2.

Sifatush Shofwah: 2/369-3703.

Tarikh Islam: 1/214-215
————————————————–
Semoga Bermanfaat ! Baarakallahufiykum.

••✿❁✿••

Tuesday, September 6, 2016

Macam-Macam Ibadah Syirik (4)

🌾 Macam-Macam Ibadah Syirik (4)
Suatu ibadah jika dipersembahkan kepada Allah semata, maka itulah tauhid. Sebaliknya, apabila suatu ibadah dipersembahkan kepada selain Allah, maka itulah kesyirikan
Di bawah ini penyusun disampaikan contoh-contoh ibadah, seperti do'a, khauf (takut), raja' (berharap), tawakkal, isti'anah,  isti'adzah, istighatsah, dan dzabh (menyembelih hewan) yang bernilai tauhid dan yang bernilai syirik.

Di bawah ini penyusun disampaikan contoh-contoh ibadah, seperti do'a, khauf (takut), raja' (berharap), tawakkal, isti'anah,  isti'adzah, istighatsah, dan dzabh (menyembelih hewan) yang bernilai tauhid dan yang bernilai syirik.

1. Khauf (Takut)

Ciri Ibadah Khauf

Rasa takut yang disertai pengagungan dan perendahan diri yang sempurna terhadap sesuatu yang ditakuti, sebagaimana layaknya mengagungkan sesembahan dan merendahkan diri kepadanya.
Rasa takut yang mendorong pelakunya untuk taat mutlak kepada sesuatu yang ditakuti (melakukan apapun yang diperintahkannya dan menjauhi apapun yang dilarangnya).
Bahaya yang ditakutkan adalah perkara yang hanya Allah yang mampu menimpakannya, seperti menimpakan musibah tanpa sebab yang jelas, tiba-tiba mati, tiba-tiba jatuh miskin dan yang semisalnya.
Pelakunya bertaqarrub (mendekatkan diri) dan beribadah dengan rasa takut tersebut kepada sesuatu yang ditakutinya.
Maka rasa takut jenis ibadah ini bernilai

1. Tauhid, apabila hanya dipersembahkan kepada Allah Ta'ala semata, maksudnya seorang hamba hanya takut kepada Allah dengan jenis takut ibadah ini, karena Allah lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dia lah yang memuliakan sebagian hamba yang dikehendaki-Nya, menghinakan sebagian hamba lain yang dikehendaki-Nya, dan memberi anugerah kepada siapa yang dikehendaki-Nya serta mencegah pemberian dari siapa yang dikehendaki-Nya. Di tangan-Nya lah manfa'at dan mudharat (bahaya).

Dalil ibadah khauf (takut) yang bernilai tauhid ini terdapat dalam firman Allah Ta'ala :

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

"Maka janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kalian benar-benar orang yang beriman" (QS. Ali Imran: 175).

Dalam ayat ini, Allah Ta'ala memerintahkan hamba-Nya untuk takut kepada-Nya dan melarang hamba-Nya dari takut kepada wali-wali setan (makhluk).

2. Syirik Akbar (besar), apabila dipersembahkan kepada selain Allah, maksudnya seorang takut kepada selain Allah dengan jenis takut ibadah tersebut. Hal ini mengeluarkan pelakunya dari Islam.

Inilah rasa takut yang ada pada hati kaum musyrikin, penyembah kuburan, dan yang semisalnya kepada berhala, patung, wali, ruh orang shaleh yang telah meninggal dunia, mayit, jin dan selainnya dari sesembahan selain Allah. Kaum musyrikin tersebut merasa takut kalau sesembahan-sesembahan selain Allah tersebut menimpakan bahaya tanpa sebab yang jelas kepada mereka persis sebagaimana Allah menimpakan bahaya kepada hamba-Nya, ketika mereka merasa kurang menghormati, kurang dalam memberi sesajen/tumbal, dan kurang memenuhi hak sesembahan selain Allah tersebut.

Ketika mereka terkena musibah besar secara mendadak, kematian, jatuh sakit, kecelakaan dan musibah lainnya, serta merta mereka menyimpulkan bahwa musibah itu dikarenakan kemarahan wali, ruh orang sholeh yang telah meninggal dunia, mayit, jin tersebut, karena selama ini kurang menghormati sesembahan selain Allah tersebut, sehingga merekapun takut kepada sesembahan-sesembahan tersebut sebagaimana takutnya mereka kepada Allah Ta'ala. Padahal sesembahan-sesembahan mereka tersebut sebenarnya tidak mampu menimpakan bahaya sebagaimana yang mereka takutkan, tetapi mereka yakini sesembahan-sesembahan tersebut dapat memberi manfaat dan mudharat kepada mereka.

[bersambung]

Penulis: Ust. Sa'id Abu Ukasyah

Artikel Muslim.or.id

Monday, July 25, 2016

Jagalah Pandanganmu



 Mencuci mata” sudah menjadi kebiasaan dan budaya banyak orang terutama di kalangan para muda. Nongkrong di pinggir jalan untuk “mencuci mata”, menikmati pemandangan alam yang indah dan penuh pesona sudah menjadi adat sebagian orang. Namun yang menjadi pertanyaan adalah alam apakah yang sedemikian indahnya sehingga menjadikan para pemuda begitu banyak yang tertarik dan terkadang mereka nongkrong hingga berjam-jam? Ternyata alam tersebut adalah wajah manis para wanita. Apalagi sampai terlontar dari sebagian mereka pemahaman bahwa memandang wajah manis para wanita merupakan ibadah dengan dalih, “Saya tidaklah memandang wajah para wanita karena sesuatu (hawa nafsu), namun jika saya melihat mereka saya berkata, “Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”[1]
Ini jelas merupakan racun syaithan yang telah merasuk dalam jiwa-jiwa sebagian kaum muslimin. Pada hakekatnya istilah yang mereka gunakan (cuci mata) merupakan istilah yang telah dihembuskan syaithan pada mereka. Istilah yang benar adalah “Ngotori mata”.
Kebiasaan yang sudah merebak seantero dunia ini memang sulit untuk ditinggalkan. Bukan cuma orang awam saja yang sulit untuk meninggalkannya bahkan betapa banyak ahli ibadah yang terjerumus ke dalam praktek “ngotori mata” ini. Masalahnya alam yang menjadi fokus pandangan sangatlah indah dan dorongan dari dalam jiwa untuk menikmati pesona alam itupun sangat besar.
Oleh karena itu penulis mencoba untuk memaparkan beberapa perkara yang berkaitan dengan hukum pandangan, semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga bagi saudara-saudaraku para pembaca yang budiman.

Fadhilah menjaga pandangan
Menjaga pandangan mata dari memandang hal-hal yang diharamkan oleh Allah merupakan akhlak yang mulia, bahkan Rasulullah r menjamin masuk surga bagi orang-orang yang salah satu dari sifat-sifat mereka dalah menjaga pandangan.
Abu Umamah berkata,”Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اُكْفُلُوا لِي بِسِتٍ أَكْفُلْ لَكُمْ بِالْجَنَّةِ, إِذَا حَدَّثَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَكْذِبْ, وَ إِذَا اؤْتُمِنَ فَلاَ  يَخُنْ, وَ إِذَا وَعَدَ فَلاَ يُخْلِفْ, غُضُّوْا أَبْصَارَكُمْ, وَكُفُّوْا أَيْدِيَكُمْ, وَاحْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ
“Berilah jaminan padaku enam perkara, maka aku jamin bagi kalian surga. Jika salah seorang kalian berkata maka janganlah berdusta, dan jika diberi amanah janganlah berkhianat, dan jika dia berjanji janganlah menyelisihinya, dan tundukkanlah pandangan kalian, cegahlah tangan-tangan kalian (dari menyakiti orang lain), dan jagalah kemaluan kalian.”[2]
Bahkan orang jahiliyahpun mengetahui bahwa menjaga pandangan adalah akhlak yang mulia. Berkata ‘Antarah bin Syaddad seorang penyair di zaman jahiliyah:
وَأَغُضُّ طَرْفِي مَا بَادَتْ لِي جَارَتِي           حَتَّى يُوَارِيَ جَارَتِي مَأْوَاهَا
“Dan akupun terus menundukkan pandanganku tatkala tampak istri tetanggaku sampai masuklah dia ke rumahnya”[3]
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdilmuhsin Al-‘Abbad –Hafidzohumulloh- berkata,”Inilah salah satu akhlak mulia yang dipraktekkan oleh orang pada zaman jahiliyah, namun yang sangat memprihatinkan justru kaum muslimin di zaman sekarang meninggalkannya.”

Menjaga pandangan di zaman sekarang ini sangatlah sulit
Menjaga pandangan dari hal-hal yang dilarang memang perkara yang sangat sulit apalagi di zaman sekarang ini. Hal-hal yang diharamkan untuk dipandang hampir ada disetiap tempat, di pasar, di rumah sakit, di pesawat, bahkan di tempat-tempat ibadah. Majalah-majalah, koran-koran, televisi (ditambah lagi dengan adanya parabola), gedung-gedung bioskop penuh dengan gambar-gambar seronok dan porno alias para wanita yang berpenampilan vulgar. Wallahul Musta’an…
Bagaimana para lelaki tidak terjebak dengan para wanita yang aslinya merupakan keindahan kemudian bertambah keindahannya tatkala para wanita tersebut menghiasi diri mereka dengan alat-alat kecantikan, dan lebih bertambah lagi keindahannya jika yang menghiasi adalah syaithan yang memang ahli dalam menghiasi para wanita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata
المَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
“Wanita adalah aurat, jika ia keluar maka syaitan memandangnya”[4]
Berkata Al-Mubarokfuuri, “Yaitu syaitan menghiasi wanita pada pandangan para lelaki, dan dikatakan (juga) maksudnya adalah syaitan melihat wanita untuk menyesatkannya dan (kemudian) menyesatkan para lelaki dengan memanfaatkan wanita tersebut sebagai sarana…”[5]
Diantara penyebab terjangkitinya banyak orang dengan penyakit ini, bahkan menimpa para penuntut ilmu, karena sebagian mereka telah dibisiki syaithan bahwasanya memandang wanita tidaklah mengapa jika tidak diiringi syahwat. Atau ada yang sudah mengetahui bahwasanya hal ini adalah dosa namun masih juga menyepelekannya. Yang perlu digaris bawahi adalah banyak sekali orang yang terjangkit penyakit ini dan  mereka terus dan sering melakukannya dengan tanpa merasa berdosa sedikitpun, atau minimalnya mereka tetap meremehkan hal ini, padahal ada sebuah kaedah penting yang telah kita ketahui bersama yaitu
لاَ صَغِيْرَةَ مَعَ الإصْرَار
Tidak lagi disebut dosa kecil jika (perbuatan maksiat itu) dilakukan terus menerus.[6]



Hukum memandang wajah wanita yang bukan mahram.
Dari Jarir bin Abdillah radliyallahu ‘anhu , ia berkata,
سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ عَنْ نَظْرَةِ الْفَجَاءَةِ, فَأَمَرَنِيْ أَنْ أَِصْرِفَ بَصَرِيْ
“Saya bertanya  kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang tiba-tiba (tidak sengaja), maka beliau memerintahan aku untuk memalingkan pandanganku”[7]
Dari Buraidah, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Ali radliyallahu ‘anhu,
يَا عَلِيّ ُ! لاَتُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ, فَإِنَّمَا لَكَ الأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الأَخِيْرَةُ
“Wahai Ali janganlah engkau mengikuti pandangan (pertama yang tidak sengaja) dengan pandangan (berikutnya), karena bagi engkau pandangan yang pertama dan tidak boleh bagimu pandangan yang terakhir (pandangan yang kedua)”[8]
Dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhu, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membonceng Al-Fadl lalu datang seorang wanita dari Khots’am. Al-Fadl memandang kepada wanita tersebut –dalam riwayat yang lain, kecantikan wanita itu menjadikan Al-Fadl kagum- dan wanita itu juga memandang kepada Al-Fadl, maka Nabipun memalingkan wajah Al-Fadl kearah lain (sehingga tidak memandang wanita tersebut)…”[9]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memalingkan wajah Al-Fadl sehingga tidak lagi memandang wajah wanita tersebut, jelaslah hal ini menunjukan bahwa memandang wajah seorang wanita (yang bukan mahram) hukumnya haram.[10]

Bahayanya Tidak Menjaga Pandangan Mata.
Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
العَيْنَانِ تَزْنِيَانِ وَزِنَاهُمَا النَّظْرُ
“Dua mata berzina, dan zina keduanya adalah pandangan”[11]
Penamaan zina pada pandangan mata terhadap hal-hal yang haram merupkan dalil yang sangat jelas atas haramnya hal tersebut dan merupakan peringatan keras (akan bahayanya), dan hadits-hadits yang semakna hal ini sangat banyak[12]
Allah berfirman,
قلْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا يَصْنَعُوْنَ وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ….
Katakanlah kepada para lelaki yang beriman, “Hendaknya mereka menahan sebagian pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”, dan katakanlah kepada para wanita yang beriman, “Hendaknya mereka menahan sebagian pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka…..
Hingga firman Allah diakhir ayat…
وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ جَمِيْعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Dan bertaubatlah kalian sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman semoga kalian beruntung. (An-Nuur 30-31)
Berkata Syaikh Utsaimin,“Ayat ini merupakan dalil akan wajibnya bertaubat karena tidak menundukan pandangan dan tidak menjaga kemaluan -menundukkan pandangan yaitu dengan menahan pandangan dan tidak mengumbarnya- karena tidak menundukkan pandangan dan tidak menjaga kemaluan merupakan sebab kebinasaan dan sebab kecelakaan dan timbulnya fitnah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
Tidak pernah aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada finah para wanita.[13]
وَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِِ بَنِي إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ فِي النِّسَاء
Dan sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah fitnah wanita.[14]
Oleh karena itu musuh-musuh Islam bahkan musuh-musuh Allah dan RasulNya dari golongan Yahudi, Nasrani, orang-orang musyrik, dan komunis, serta yang menyerupai mereka dan merupakan antek-antek mereka , mereka semua sangat ingin untuk menimpakan bencana ini kepada kaum muslimin dengan (memanfaatkan) para wanita. Mereka mengajak kepada ikhtilath (bercampur baur) antara para lelaki dan para wanita dan menyeru kepada moral yang rusak. Mereka mempropagandakan hal itu dengan lisan-lisan mereka, dengan tulisan-tulisan mereka, serta dengan tindak-tanduk mereka -Kita berlindung kepada Allah- karena mereka mengetahui bahwa fitnah yang terbesar yang menjadikan seseorang melupakan Robnya dan melupakan agamanya hanyalah terdapat pada wanita.[15]
Dan para wanita memberi fitnah kepada para lelaki yang cerdas sebagaimana sabda Nabi,
مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَ دِيْنٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ
“Tidak pernah aku melihat orang yang kurang akal dan agamanya yang lebih membuat hilang akal seorang lelaki tegas dari pada salah seorang dari kalian (wahai para wanita)”.[16]
Apakah engkau ingin (penjelasan) yang lebih jelas dari (penjelasan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang gamblang) ini?
Tidak ada yang lebih dari para wanita dalam hal melalaikan akal seorang laki-laki yang tegas, lalu bagiamana dengan pria yang lemah, tidak memiliki ketegasan, tidak memiliki semangat, tidak memiliki agama dan kejantanan? Tentunya lebih parah lagi.
Namun seorang pria yang tegas dibuat “teler” oleh para wanita –kita mohon diselamatkan oleh Allah- dan inilah kenyataan yang terjadi. Oleh karena itu setelah Allah memerintah kaum mukminin untuk menundukan pandangan Allah berkata,
وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ جَمِيْعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Dan bertaubatlah kalian sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman semoga kalian beruntung.
Maka wajib atas kita untuk saling  menasehati untuk bertaubat dan hendaknya saling memperhatikan antara satu dengan yang lainnya apakah seseorang diantara kita telah bertaubat ataukah masih senantiasa tenggelam dalam dosa-dosanya, karena Allah mengarahkan perintah untuk bertaubat kepada kita semua.” [17]
Perintah Allah secara khusus untuk bertaubat dari tidak menjaga pandangan mata menunjukan bahwa hal ini bukanlah perkara yang sepele. Pandangan mata merupakan awal dari berbagai macam malapetaka. Barangsiapa yang semakin banyak memandang kecantikan seorang wanita yang bukan mahramnya maka semakin dalam kecintaannya kepadanya hingga akhirnya akan mengantarkannya kepada jurang kebinasaannya, Wal ‘iyadzu billah[18]
Berkata Al-Marwazi,“Aku berkata kepada Abu Abdillah (Imam Ahmad bin Hanbal), Seseorang telah bertaubat dan berkata ,”Seandainya punggungku dipukul dengan cambuk maka aku tidak akan bermaksiat”, hanya saja dia tidak bisa meninggalkan (kebiasaan tidak menjaga) pandangan?”, Imam Ahmad berkata, “Taubat macam apa ini”?[19]
Berkata Syaikh Muhammad Amin, “Dengan demikian engkau mengetahui bahwasanya firman Allah  يَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ (Dia mengetahui pandangan mata yang berhianat)[20] merupakan ancaman terhadap orang yang berkhianat dengan pandangannya yaitu dengan memandang kepada perkara-perkara yang tidak halal baginya”[21]
Berkata Ibnu Abbas menafsirkan ayat ini  يَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ (Dia mengetahui pandangan mata yang berhianat)[22], “Seorang pria berada bersama sekelompok orang. Kemudian lewatlah seorang wanita maka pria tersebut menampakkan kepada orang-orang yang sedang bersamanya bahwa dia menundukkan pandangannya, namun jika dia melihat mereka lalai darinya maka diapun memandang kepada wanita yang lewat tersebut, dan jika dia takut ketahuan maka diapun kembali menundukkan pandangannya. Dan Allah telah mengetahui isi hatinya bahwa dia ingin melihat aurat wanita tersebut.”[23]
Dari Abdullah bin Abi Hudzail berkata, “Abdullah bin Mas’ud masuk dalam sebuah rumah mengunjungi seseorang yang sakit, beliau bersama beberapa orang. Dan dalam rumah tersebut terdapat seorang wanita maka salah seorang dari mereka orang-orang yang bersamanya memandang kepada wanita tersebut, maka Abdullah (bin Mas’ud) berkata kepadanya,“Jika matamu buta tentu lebih baik bagimu””[24]
Jangankan memandang paras ayu sang wanita, bahkan memandangnya dari belakangnya saja, atau bahkan hanya memandang roknya saja bisa menimbulkan fitnah. Akan datang syaithan dan mulai menghiasi sekaligus mengotori benak lelaki yang memandangnya dengan apa yang ada di balik rok tersebut. Jelaslah pandangannya itu mendatangkan syahwat.
Berkata Al-‘Ala’ bin Ziyad, “Janganlah engkau mengikutkan pandanganmu pada pakaian seorang wanita. Sesungguhnya pandangan menimbulkan syahwat dalam hati”
Demikianlah sangat takutnya para salaf akan bahayanya mengumbar pandangan, dan perkataan mereka ini bukanlah suatu hal yang berlebihan, bahkan bahaya itupun bisa kita rasakan. Namun yang sangat menyedihkan masih ada di antara kita yang merasa dirinya aman dari fitnah walaupun mengumbar pandangannya. Hal ini tidaklah lain kecuali karena dia telah terbiasa melakukan kemaksiatan, terbiasa mengumbar pandangannya, sehingga kemaksiatan tersebut terasa ringan di matanya. Dan ini merupakan ciri-ciri orang munafik. Berkata Abdullah bin Mas’ud r,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوْبَهُ كَأَنَّهُ قَاعٍِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوْبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ فَقَالَ بِهِ هَكَذَا
“Seorang mu’min memandang dosa-dosanya seperti gunung yang ia berada di bawah gunung tersebut, dia takut (sewaktu-waktu) gunung tersebut jatuh menimpanya. Adapun seorang munafik memandang dosa-dosanya seperti seekor lalat yang terbang melewati hidungnya lalu dia pun mngusir lalat tersebut.”[25]
Bahkan tatkala seseorang sedang melaksanakan ibadah sekalipun, hendaknya dia tidak merasa aman dan tetap menjaga pandangannya.
Berkata Al-Fadl bin ‘Ashim,”Tatkala seorang pria sedang thawaf di ka’bah tiba-tiba dia memandang seorang wanita yang ayu dan tinggi semampai, maka diapun terfitnah disebabkaan wanita tersebut, hatinyapun gelisah. Maka diapun melantunkan sebuah syair,
Aku tidak menyangka kalau aku bisa jatuh cinta….tatkala sedang thawaf mengelilingi rumah Allah yang diberi “kiswah”[26]…
Hingga akhirnya akupun ditimpa bencana maka jadilah aku setengah gila…
Gara-gara jatuh cinta kepada seorang seorang wanita yang parasnya menawan laksana rembulan…
Duhai…sekirainya aku tidak memandang elok rupanya
Demi Allah apa kiranya yang bisa aku harapkan dari pandanganku dengan memandangnya? “[27]
Berkata Ma’ruf Al-Kurkhi , “Tundukkanlah pandangan kalian walaupun kepada kambing betina”
Berkata Sufyan At-Tsauri menafsirkan firman Allah وَخُلِقَ الإِنْساَنُ ضَعِيْفًا (Dan manusia dijadikan bersifat lemah 4,28), “Seorang wanita melewati seorang pria, maka sang pria tidak mampu menguasai dirinya untuk menunudukkan pandangannya pada wanita tersebut…maka adakah yang lebih lemah dari hal ini?”[28]
Berkata seorang penyair ,”Namun kadang seorang pria tak berdaya, tekuk lutut dibawah kerling mata wanita”

Praktek para salaf dalam menjaga pandangan.
Dari Al-Mada’ini dari syaikh-syaikh beliau berkata, “Sebagian orang pemerintahan di Bashrah hendak bertemu dengan Dawud bin Abdillah, maka Dawudpun pergi (menuju Bashrah)  dan singgah di rumah salah seorang sahabat beliau yang terletak di pinggiran Bashrah. Sahabatnya ini adalah seorang yang sangat pencemburu. Dia memiliki seorang istri yang bernama Zarqaa’ yang cantik jelita. Pada suatu saat sahabatnya ini keluar karena ada suatu keperluan, maka diapun berpesan kepada istrinya  untuk bersikap ramah dan melayani Dawud. Tatkala kembali kerumahnya diapun berkata kepada Dawud, “Bagaimana menurutmu dengan si Zarqaa’?, bagaimana sikap ramahnya kepadamu?”. Dawud berkata, “Siapa itu Zarqaa’?”, dia berkata, “Yang mengurusimu dirumah ini”. Dawud berkata, “Saya tidak tahu dia si Zarqaa’ atau si Kahlaa’?”. Lalu istrinya menemuinya maka diapun marah dan berkata, “Aku telah berpesan kepadamu agar ramah  dan melayani Dawud, lalu mengapa tidak kau lakukan pesanku?”. Istrinya berkata, “Engkau telah berpesan kepadaku untuk melayani seorang yang buta, demi Allah dia sama sekali tidak melirik kepadaku!”
Dari Muhammad bin Abdillah Az-Zarraad berkata, “Hassaan (bin Abi Sinan) keluar untuk melaksanakan shalat ‘ied, tatkala dia kembali dikatakan kepadanya, “Wahai Abu Abdillah, kami tidak  melihat hari raya ‘ied yang wanitanya paling banyak (keluar ikut shalat ‘ied) dari pada ‘ied tahun ini! Dia berkata,“Tidak ada seorang wanitapun  yang bertemu denganku hingga aku kembali!”. Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa tatkala dia kembali istrinya berkata kepadanya, “Berapa wanita cantik yang engkau lihat hari ini?” (Hasan diam tidak menjawab) namun tatkala istrinya terus mendesaknya diapun berkata, “Celaka engkau! saya tidak melihat kecuali pada jempol kakiku semenjak saya keluar darimu hingga saya kembali kepadamu!” [29]
Berkata Sufyan,“Ar-Robi’ bin Khutsaim selalu menundukkan pandangannya. (Pada suatu hari)  lewatlah di depannya sekelompok wanita maka diapun menundukkan kepalanya hingga para wanita tersebut menyangka bahwa dia buta. Para wanita tersebutpun berlindung kepada Allah dari (ditimpa) kebutaan”[30]
Salaf tidak hanya menjaga pandangan mereka dari hal-hal yang diharamkan, bahkan mereka juga menjaga pandangan mereka dari hal-hal yang tidak perlu.
Seorang laki-laki berkata kepada Dawud At-Tha’i, “Sebaiknya engkau memerintahkan (seseorang) untuk membersihkan sarang laba-laba yang ada di langit-langit rumah”!, Dawud berkata, “Tidakkah engkau tahu bahwasanya memandang yang tidak perlu itu dibenci?”, lalu Dawud berkata,“Aku dikabarkan bahwa dirumah Mujahid lantai dua ada sebuah kamar, namun Mujahid tidak tahu sama sekali selama tiga puluh tahun.”[31]
Hal ini menunjukan kesungguhan salaf dalam menjaga pandangan mereka, sampai-sampai sarang laba-laba yang dilangit-langit rumah dan kamar yang ada di lantai atas rumah mereka tidak mereka katahui, karena mereka tidak memandang kepada hal-hal yang tidak perlu sehingga mereka tidak memandang ke atas karena tidak ada perlunya.  Barangsiapa yang membiasakan dirinya mengumbar pandangannya untuk memandang hal-hal yang tidak perlu maka suatu saat dia akan memandang hal yang diharamkan oleh Allah. Sungguh jauh berbeda antara salaf dengan sebagian kita yang tatkala berjalan matanya jelalatan ke sana kemari.

Akibat buruk tidak menundukkan pandangan mata.
Ibnul Qoyyim berkata, “Kebanyakannya maksiat itu masuk kepada seorang hamba melalui empat pintu, yang keempat pintu tersebut adalah kilasan pandangan, betikan di benak hati, ucapan, dan tindakan. Maka hendaknya seorang hamba menjadi penjaga gerbang pintu bagi dirinya sendiri pada keempat gerbang pintu tersebut, dan hendaknya ia berusaha terus berjaga ditempat-tempat yang rawan ditembus oleh musuh-musuh yang akibatnya merekapun merajalela (berbuat kerusakan) di kampung-kampung kemudian memporak-porandakan dan meruntuhkan semua bangunan yang tinggi. Adapun pndangan maka dia adalah pembimbing (penunjuk jalan) bagi syahwat dan utusan syahwat. Menjaga pandangan merupakan dasar untuk menjaga kemaluan, barangsiapa yang mengumbar pandangannya maka dia telah mengantarkan dirinya terjebak dalam tempat-tempat kebinasaan. Pandangan merupakan sumber munculnya kebanyakan malapetaka yang menimpa manusia, karena pandangan melahirkan betikan hati kemudian berlanjut betikan di benak hati menimbulkan pemikiran (perenungan/lamunan) lalu pemikiran menimbulkan syahwat kemudian syahwat melahirkan keinginan kemudian menguat kehendak tersebut hingga menjadi ‘azam/tekad (keinginan yang sangat kuat) lalu timbullah tindakan –dan pasti terjadi tindakan tersebut- yang tidak sesuatupun yang mampu mencegahnya. Oleh karena itu dikatakan “kesabaran untuk menundukan pandangan lebih mudah daripada kesabaran menahan kepedihan yang akan timbul kelak akibat tidak menjaga pamdangan”.
Berkata seorang penyair
كُلُّ الْحَوَدِثِ مَبْدَأُهَا مِنَ النَّظْرِ            وَمُعْظَمُ النَّارِ مِن مُسْتَصْغِرِ الشِّرَرِ
كَمْ نَظْرَةٍ بَلَغَتْ فِيْ قَلْبِ صَاحِبِهَا         كَمَبْلَغِ السَّهْمِ بَيْنَ الْقَوْسِ وَالْوَتْرِ
وَالْعَبْدُ مَا دَامَ ذَا طَرْفٍ يَقْلِبُهُ              فِي أَعْيُنِ النَّاسِ مَوْقُوْفٌ عَلَى الْخَطْرِ
يَسُرُّ مُقْلَتَهُ مَا ضَرَّ مُهْجَتَهُ                  لاَ مَرْحَبًا بِسُرُوْرٍ عَادَ بِالضَّرَرِ
Seluruh malapetaka sumbernya berasal dari pandangan…….dan besarnya nyala api berasal dari bunga api yang kecil
Betapa banyak pandangan yang jatuh menimpa hati yang memandang…..sebagaimana jatuhnya anak panah yang terlepaskan antara busur dan talinya
Selama seorang hamba masih memiliki mata yang bisa ia bolak-balikan (umbar)……maka ia sedang berada di atas bahaya di antara pandangan manusia
Menyenangkan mata apa yang menjadikan penderitaan jiwanya…..sungguh tidak ada kelapangan dan keselamatan dengan kegembiraan yang mendatangkan penderitaan.
Diantara akibat tidak menjaga pandangan yaitu menimbulkan penyesalan yang sangat mendalam dan hembusan nafas yang panjang (tanda penyesalan) serta kesedihan dan kepahitan yang dirasakan. Seorang hamba akan melihat dan menghendaki sesuatu yang ia tidak mampu untuk meraihnya dan dia tidak mampu untuk bersabar jika tidak mampu meraihnya, dan hal ini merupakan ‘adzab (kesengsaraan dan penderitaan) yang sangat berat, yaitu engkau menghendaki sesuatu yang engkau tidak bisa menahan kesabaranmu untuk mendapatkannya bahkan engkau tidak bisa sabar walaupun untuk mencicipi sedikit yang kau inginkan tersebut padahal engkau tidak memiliki kemampuan untuk meraihnya. Betapa banyak orang yang mengumbar kilasan pandangannya maka tidaklah ia melepaskan kilasan-kilasan pandangan tersebut kecuali kemudian ia terkapar diantara kilasan-kilasan pandangan yang dilepaskannya itu. Yang sungguh mengherankan kilasan pandangan yang diumbar merupakan anak panah yang tidak sampai menancap kepada yang dipandang agar yang dipandang menyiapkan tempat untuk hati sipemandang…yang lebih mengherankan lagi bahwasanya pandangan menggores luka yang parah pada hati sipemandang kemudian luka tersebut tidak berhenti bahkan diikuti dengan luka-luka berikutnya (karena berulangnya pandangan yang diumbar oleh si pemandang-pen) namun pedihnya luka tersebut tidaklah menghentikan sipemandang untuk berhenti mengulang-ulang umbaran pandangannya. Dikatakan “Menahan umbaran pandangan lebih ringan dibanding penyesalan dan penderitaan yang berkepanjangan…”[32].
Berkata Ibnul Qoyyim, “Diriwayatkan bahwasanya dahulu di kota Mesir ada seorang pria yang selalu ke mesjid untuk mengumandangkan adzan dan iqomah serta untuk menegakkan sholat. Nampak pada dirinya cerminan ketaatan dan cahaya ibadah. Pada suatu hari pria tersebut naik di atas menara seperti biasanya untuk mengumandangkan adzan dan di bawah menara tersebut ada sebuah rumah milik seseorang yang beragama nasrani. Pria tersebut mengamati rumah itu lalu ia melihat seorang wanita yaitu anak pemilik rumah itu. Diapun terfitnah (tergoda) dengan wanita tersebut lalu ia tidak jadi adzan dan turun dari menara menuju wanita tersebut dan memasuki rumahnya dan menjumpainya. Wanita itupun berkata, “Ada apa denganmu, apakah yang kau kehendaki?”, pria tersebut berkata, “Aku menghendaki dirimu”, sang wanita berkata, “Kenapa kau menghendaki diriku?”, pria itu berkata, “Engkau telah menawan hatiku dan telah mengambil seluruh isi hatiku”, sang wanita berkata, “Aku tidak akan memnuhi permintaanmu untuk melakukan hal yang terlarang”, pria itu berkata, “Aku akan menikahimu”, sang wanita berkata, “Engkau beragam Islam adapun aku beragama nasrani, ayahku tidak mungkin menikahkan aku denganmu”, pria itu berkata, “Saya akan masuk dalam agama nasrani”, sang wanita berakta, “Jika kamu benar-benar masuk ke dalam agam nasrani maka aku akan melakukan apa yang kau kehendaki”. Maka masuklah pria tersebut ke dalam agama nasrani agar bisa menikahi sang wanita. Diapun tinggal bersama sang wanita di rumah tersebut. Tatkala ditengah hari tersebut (hari dimana dia baru pertama kali tinggal bersama sang wanita dirumah tersebut-pen) dia naik di atas atap rumah (karena ada keperluan tertentu-pen) lalu iapun terjatuh dan meninggal. Maka ia tidak menikmati wanita  tersebut dan telah meninggalkan agamanya”.[33]
Berkata Ibnu Katsir, “Ibnul Jauzi menyebutkan dari ‘Abduh bin Abdirrohim, beliau berkata, “Lelaki celaka ini dahulunya seorang yang sering berjihad di jalan Allah memerangi negeri Rum, namun pada suatu saat di suatu peperangan tatkala pasukan kaum muslimin mengepung suatu daerah di negeri Rum (dan kaum Rum bertahan di benteng mereka-pen), dia memandang seorang wanita Rum yang berada dalam benteng pertahanan mereka maka diapun jatuh cinta kepada wanita tersebut. Lalu diapun menulis surat kepada wanita itu, “Bagaimana caranya agar aku bisa berjumpa dengan engkau?”. Wanita tersebut menjawab, “Jika engkau masuk ke dalam agama nasrani dan engkau naik bertemu  denganku”. Maka iapun memenuhi permintaan sang wanita”. Dan tidaklah pasukan kaum muslimin kembali kecuali ia tetap berada di sisi wanita tersebut. Kaum muslimin sangat sedih tatkala mengetahui akan hal itu, dan hal ini sangat berat bagi mereka. Tak lama kemudian mereka (pasukan kaum muslimin) melewatinya dan dia sedang bersama wanita tersebut dalam benteng,  mereka berkata kepadanya, “Wahai fulan, apa yang dilakukan oleh hafalan Qur’anmu?’ apa yang dilakukan oleh amalanmu?, apa yang dilakukan puasamu?, apa yang dilakukan oleh jihadmu?’ apa yang dilakukan oleh sholatmu?”, maka iapun menjawab, :”Ketahuilah aku telah dilupakan Al-Qur’an seluruhnya kecuali firman Allah “Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).” (QS. 15:32-3)”, sekarang aku telah memiliki harta dan a nak di tengah-tengah mereka.”[34]
Ibnul Qoyyim menyebutkan, “Ada seorang pria yang akan meninggal dikatakan kepadanya, “Katakan lal ilaaha illallaah!”, diapun berkata, “Dimana jalan menuju kawasan pemandian umum Minjab?”. Ibnul Qoyyim berkata, perkataannya ini ada sebabnya yaitu pria ini sedang berdiri di depan rumahnya dan pintu rumahnya mirip dengan pintu kawasan pemandian umum Minjab. Lalu lewatlah seorang wanita yang berparas ayu dan bertanya kepadanya, “Dimana jalan menuju kawasan pemandian umum Minjab?”. Pria tersebut menjawab, “Ini adalah kawasan tempat pemandian umum Minjab (padahal itu adalah rumahnya)”. Maka masuklah sang wanita ke dalam rumahnya dan diapun masuk juga dibelakang sang wanita. Tatkala sang wanita mengetahui bahwa di telah masuk ke dalam rumah sang pria dan dia telah tertipu maka sang wanita menampakkan kepada pria tersebut kegembiraan dan rasa riang dengan berkumpulnya dia dengan sang pria. Sang wanita berkata, “Sungguh baik jika bersama kita sesuatu yang mengindahkan hari kita dan menyenangkan mata”. Pria tersebut berkata, “Tunggulah sebentar aku akan datang membawa semua yang kau kehendaki dan kau inginkan”. Maka sang priapun keluar dengan meninggalkan sang wanita sendiri di rumahnya dan dia tidak mengunci pintu rumah. Lalu iapun mengmbil semua yang dibutuhkan dan kembali kerumahnya namun ia mandapatkan sang wanita telah keluar dan pergi –dan sang wanita sama sekali tidak mengkhianati pria tersebut-. Maka sedihlah sang pria dan selalu mengingat wanita tersebut, dan dia berjalan di jalan-jalan dan lorong-lorong sambil berkata:
يَا رُبَّ قَائِلَةٍ يَوْمًا وَقَدْ تَعِبَتْ        كَيْفَ الطَّرِيْقُ إِلَى حَمَّامِ مِنْجَابِ

Duhai, kapan ada suatu hari dimana sang wanita yang dalam keadaan letih berkata, “Bagaimanakah jalan menuju kawasan pemandian umum Minjab?”

Maka tatkala suatu hari dia sedang mengucapkan hal itu tiba-tiba ada seorang wanita yang menjawabnya dari belokan jalan, dia berkata
‘Kenapa engkau tidak segera menjaga rumah atau menjaga pintu takala engkau telah mendapatkan sang wanita?”
Maka bertambahlah kesedihannya, dan demikian terus kondisinya hingga akhirnya bait syair inilah adalah perkataannya yang terakhir di dunia”[35]
Dari Ibnu Abbas r, beliau berkata,“Datang seorang laki-laki ke Rasulullah r dalam keadaan berlumuran darah, maka Rasulullah r berkata kepadanya,“Ada apa dengan engkau”? dia berkata,“Wahai Rasulullah ! seorang wanita lewat di depanku maka akupun memandangnya, aku terus memandangnya hingga akhirnya aku menabrak tembok maka jadilah apa yang engkau lihat sekarang (aku berlumuran darah). Rasulullah r berkata,
إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا عَجَّلَ لَهُ عُقُوْبَتَهُ فِي الدُّنْيَا
“Jika Allah menghendaki kebaikan pada hambanya maka Ia menyegerakan hukuman baginya di dunia”[36]
Berkata Amr bin Murrah,”Saya memandang seorang wanita yang membuatku terkagum-kagum, lalu matakupun buta, maka saya berharap kebutaanku ini adalah hukuman bagiku.”
Abu Abdillah bin Al-Jalla’ pernah suatu ketika tidak menjaga pandangannya, lalu datang seseorang menegurnya seraya berkata kepadanya, “Engkau akan merasakan akibatnya walaupun di hari kelak”. Dia baru merasakan akibatnya empat puluh tahun setelah kejadian tersebut. Dia berkata,“Maka aku menemui akibat perbuatanku setelah empat puluh tahun, aku dijadikan lupa Al-Qur’an”[37]
Para salaf bisa merasakan bahwa sebagian musibah yang menimpa  mereka merupakan akibat dari kemaksiatan yang telah mereka lakukan, walaupun kemasiatan tersebut jauh telah lama terjadi. Hal ini dikarenakan mereka jarang melakukan kemaksiatan sehingga mereka ingat betul kemakisatan-kemaksiatan yang telah mereka lakukan. Adapun sebagian orang zaman sekarang, jika ditimpa musibah mereka tidak tahu apa sebab musibah tersebut, bahkan sama sekali tidak terlintas dalam benak mereka bahwa musibah tersebut merupakan akibat ulah perbuatan (maksiat) mereka. Kalaupun mereka merasakan bahwa musibah yang menimpa mereka dikarenakan kemaksiatan, mereka tidak tahu kemaksiatan yang manakah yang mendatangkan musibah tersbut. Hal ini dikarenakan terlalu banyak dan beraneka ragamnya kemaksiatan yang telah mereka lakukan sampai-sampai mereka lupa dengan kemaksiatan-kemaksiatan tersebut.
Renugkanlah wahai saudaraku…lihatlah pria ini, Allah telah memberikannya anugrah kepadanya dan memuliakannya dengan menjadikannya menghapal Al-Qur’an, lalu diapun menyia-nyiakan anugrah tersebut dengan suatu pandangan yang diharamkan oleh Allah. Jika telah hilang ketakwaan maka akan hilang ilmu, sebagaimana ketakwaan merupakan sebab utama untuk meraih ilmu yang bermanfaat. Meninggalkan ketakwaan merupakan sebab utama terhalangnya ilmu yang bermanfaat.
Berkata Imam As-Syafi’i
شَكَوْتُ إِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِيْ     فَأَرْشَدَنِيْ إِلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي
وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُوْرٌ              وَنُوْرُ اللهِ لاَ يُهْدَى لِلْعَاصِي
Aku mengadu kepada imam Waki’ tentang buruknya hapalanku   maka beliaupun mengarahkan aku untuk meninggalkan kemaksiatan.
Ia mengabarkan kepadaku bahwasanya ilmu adalah cahaya…..dan cahaya Allah tidaklah diberikan kepada orang yang bermaksiat.


Kiat-kiat penting dalam menjaga pandangan mata.[38]

1 Selalu mengingat bahwasanya Allah selalu mengawasi perbuatanmnu, dan hendaknya engkau malu kepada Allah tatkala bermaksiat kepadanya dengan mengumbar pandanganmu. Dimana saja engkau berada Allah pasti mengawasimu. Tatkala engkau di kamar sendiri dihadapan komputer, tatkala engkau sedang membuka internet, sedang membuka lembaran-lembaran majalah.
2 Ingatlah bahwa matamu akan menjadi saksi atas perbuatanmu pada hari kiamat. Janganlah engkau jadikan matamu sebagai saksi bahwa engkau telah memandang hal yang haram, namun jadikanlah dia sebagai saksi bahwasanya engkau menundukkan pandanganmu karena Allah
3 Ingatlah ada malaikat yang mengawasimu dan mencatat seluruh perbuatanmu. Jangan sampai malaikat mencatat bahwa engkau telah memandang wanita yang tidak halal bagimu. Malulah engkau kepada malaikat tersebut.
4 Ingatlah bahwa bumi yang engkau pijak tatkala engkau mengumbar pandanganmu juga akan menjadi saksi atas perbuatanmu.
5 Ingatlah akan buah dan faedah-faedah dari menjaga pandangan. Berkata Mujahid, “Menundukkan pandangan dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah menimbulkan kecintaan kepada Allah”[39]. Yakinlah jika engkau menahan pandanganmu maka Allah akan menambah cahaya imanmu, dan engkau akan semakin bisa merasakan kenikmatan beribadah kepada Allah. Shalatmu akan bisa lebih khusyuk
Ibnul Qoyyim[40] menjelaskan bahwa barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari melihat hal-hal yang haram maka dia akan meraih faedah-faedah berikut ini:
1)    Menyelamatkan hati dari pedihnya penyesalan karena barangsiapa yang mengumbar pandangannya maka akan berkepanjangan penyesalan dan penderitaannya. Pandangan ibarat bunga api yang menimbulkan besarnya nyala api
2)    Menimbulkan cayaha dan kemuliaan di hati yang akan nampak di mata, di wajah, serta di anggota tubuh yang lain
3)    Akan menimbulkan firasat (yang baik) bagi orang yang menjaga pandangannya. Karena firasat bersal dari cahaya dan merupkan buah dari cahaya tersebut. Maka jika hati telah bercahaya akan timbuk firasat yang benar karena hati tersebut akhirnya ibarat kaca yang telah dibersihkan.
4)    Akan membukakan baginya pintu-pintu dan jalan-jalan ilmu
5)    menimbulkan kekuatan hati  dan keteguhan hati serta keberanian hati
6)    Menimbulkan kegembiraan dalam hati dan kesenangan serta kelapangan dada yang hal ini lebih nikmat dibandingkan keledzatan dan kesenangan tatkala mengumbar pandangan.
7)    Terselamatkannya hati dari tawanan syahwat
8)    Menutup pintu diantara pintu-pintu api neraka jahannam karena pandangan adalah pintu syahwat yang mengantarkan seesorang untuk mengambil tindakan (selanjutnya yang lebih diharamkan lagi-pen). Adapun menunundukkan pandangan menutup pintu ini
9)    Menguatkan akal dan daya fikir serta menambahnya dan menegarkannya karena mengumbar pandangan tidaklah terjadi kecuali karena sempitnya dan ketidakstabilan daya pikir dengan tanpa memperhitungkan akibat-akibat buruk yang akan timbul.
10) Hati terselamatkan dari mabuk kepayang karena syahwat dan mampu menolak hantaman kelalaian. Allah berfirman tentang orang-orang yang mabuk kepayang: “Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)”. (QS. 15:72)
7 Berupaya bersungguh-sungguh untuk membiasakan diri menjaga pandangan. Dan barang siapa yang berusaha untuk bersabar maka Allah akan menjadikannya orang yang sabar. Jika jiwamu terbiasa menundukkan pandangan maka kelak akan menjadi mudah bagimu. Walaupun pada mulanya memang terasa sangat sulit, namun berusahalah!
8 Menjauhi tempat-tempat yang rawan timbulnya fitnah pandangan, walaupun akibat dari menjauhi tempat-tempat tersebut engkau luput dari sebagian kemaslahatanmu. Jika engkau ingin membuka internet bawalah teman yang bisa menasehatimu sehingga engkau tidak memandang hal-hal yang terlarang, Sesungguhnya jika engkau membukanya sendiri maka syaithan lebih mudah menjerumuskanmu. Jauhilah engkau dari menonton film dan sinetron dengan dalih untuk mengisi waktu luang dan untuk rileks. Demikian juga janganlah engkau mendekati hal-hal yang merupakan sarana mengumbar aurat wanita hanya karena alasan untuk mengikuti berita dan mengikuti perkembangan informasi dunia.
9 Jauhkan dirimu dari melihat hal-hal yang tidak perlu, dengan cara ketika engkau berjalan hendaknya engkau memandang kebawah kearah jalanmu, dan jangan engkau mengumbar pandanganmu ke kanan, ke kiri, dan kebelakang. Karena barangsiapa yang mengumbar pandangannya pasti dia akan terjerumus untuk memandang perkara yang diharamkan oleh Allah.[41]
10 Banyak membasahi lisan dengan dzikir kepada Allah, karena dzikir merupakan benteng dari gangguan syaitan. Biasakanlah dirimu dengan membaca dzikir pagi dan petang demikian juga dengan dzikir-dzikir yang lain, terlebih lagi di kala fitnah aurat wanita berada di hadapannya hingga engkau bisa menolak gangguan syaitan. Dengan berdzikir maka engkau akan tersibukkan mengingat kebesaran Allah sehingga tidak terlintas keinginan memandang hal-hal yang haram. Dengan berdzikir engkau akan semakin malu kepada Allah untuk memandang perkara yang tidak halal bagimu.
11 Jika engkau belum menikah maka menikahlah. Sesungguhnya dalam pernikahan terlalu banyak manfaat untuk membantu engkau menundukkan pandanganmu
12 Jika engkau telah beristri ingatlah bahwa dengan mengumbar pandangan syaitan menjadikan engkau tidak menikmati apa yang telah Allah halalkan bagimu. Syaitan menghiasi perkara yang haram yang telah engkau lihat dengan seindah-indahnya padahal tidak sesuai dengan kenyataan. Barang siapa yang menjaga pandangannya maka dia akan menemukan kenikmatan pada apa yang telah dihalalkan Allah baginya.
13 Pengorbananmu dengan menahan matamu dari memandang hal-hal yang menawan namun diharamkan bagimu, akan diganti oleh Allah dengan yang lebih baik lagi bagimu. Rasulullah  bersabda,
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ إِلاَّ أَبْدَلَكَ اللهُ مَا هُوَ خَيرٌ لَكَ مِنْهُ
“Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah kecuali Allah akan menggantikan bagi engkau yang lebih baik darinya”[42]
Jika yang akan engkau pandang adalah wanita yang cantik dan molek ingatlah bahwa Allah akan menggantikannya dengan yang jauh lebih cantik, molek dan montok, ketahuilah! dialah bidadari. Ingatlah janji yang Allah berikan pada orang-orang yang bertakwa yaitu bidadari di surga yang kecantikannya tidak bisa dibandingkan dengan wanita di dunia. Betapapun engkau berusaha untuk membayangkan kecantikannya dan kemolekan tubuhnya, maka engkau tidak akan pernah bisa membayangkannya. Bidadari lebih cantik dan lebih molek dan lebih menawan dari yang kau khayalkan karena sesungguhnya Allah menyediakan bagi hamba-hambaNya yang bertakwa di surga apa yang tidak pernah mereka lihat, dan tidak pernah mereka dengar dan tidak pernah terlintas dalam benak mereka.
14 Hendaknya engkau selalu mengingat nikmat yang telah Allah berikan kepadamu, dan engkau akan dimintai pertanggungjawaban atas nikmat tersebut, untuk apakah nikmat tersebut engkau manfaatkan? Pandangan mata adalah nikmat yang luar biasa, tentunya bentuk syukur engkau atas nikmat pandanganmu itu hendaknya enggau gunakan untuk hal-hal yang diridhai oleh Allah. Berkata Ibnul Jauzi,“Fahamilah wahai saudaraku apa yang akan aku wasiatkan kepadamu. Sesungguhnya matamu adalah suatu nikmat yang Allah anugrahkan kepadamu, maka janganlah engkau bermaksiat kepada Allah dengan karunia ini. Gunakanlah karunia ini dengan menundukkannya dari hal-hal yang diharamkan, niscaya engkau akan beruntung. Waspadalah! Jangan sampai hukuman Allah (karena engkau tidak menjaga pandangan) menghilangkan karuniaNya tersebut. Waktumu untuk berjihad dalam menundukkan pandanganmu terfokus pada sesaat saja. Jika engkau mampu melakukannya (menjaga pandanganmu di waktu yang sesaat tersebut) maka engkau akan meraih kebaikan yang berlipat ganda dan engkau selamat dari keburukan yang berkepanjangan”.[43]Jika engkau memang telah terlanjur memandang wanita yang tidak halal engkau pandangi dan hatimu telah terkait dengannya, sulit untuk melupakannya maka beristigfarlah kepada Allah dan berdoalah kepada Allah agar engkau bisa melupakannya. Berkata Ibnu Muflih dalam kitabnya Al-Furu’,[44] “Dan hendaknya orang yang berakal menjauhi sikap mengumbar pandangan karena mata melihat apa yang tidak ia mampui (apalagi) yang dipadangnya bukan pada hakikat yang sebenarnya. Bahkan terkadang hal itu menyebabkan mabuk kepayang maka rusaklah tubuhnya dan juga agamanya. Barangsiapa yang terkena musibah seperti ini maka hendaknya ia memikirkan aib-aib para wanita. Ibnu Mas’ud berkata,
إِذَا أًَعْجَبَتْ أَحَدَكُمْ امْرَأَةٌ فَلْيَذْكُرْ مَنًاتِنَهَا وَمَا عِيْبَ نِسَاءُ الدُّنْيَا بَأَعْجَبَ مِنْ قَوْلِهِ تَعَالىَ }وَلَهُمْ فِيْهَا أَزْوَاجُ مُطَهَّرَةُ|
“Jika seorang wanita membuat salah seorang dari kalian takjub maka hendaknya ia mengingat hal-hal yang bau dari wanita tersebut, sungguh tidak ada yang lebih menakjubkan tentang aibnya para wanita di dunia dengan firman Allah |وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ} (dan untuk mereka di surga istri-istri yang suci)”[45] ,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِي وَ مِنْ شَرِّ بَصَرِي وَ مِنْ شَرِّ لِسَانِيْ وَ مِنْ شَرِّ قَلْبِي وَ مِنْ شَرِّمَنِيِّ
Ya Allah aku berlindung kepadamu dari keburukan pendengaranku, dari keburukan pandanganku, dari keburukan lisanku, dari keburukan hatiku, dan dari keburukan maniku (kemaluanku)[46]
Kota Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Jum,at 24 September 2004
Penulis: Ustadz Firanda Andirja

Artikel www.firanda.com, dipublish ulang oleh www.muslim.or.id
————————-
Daftar Pustaka,
1. Majmu’ Al-Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
2. Syarah Riadhus Shalihin, Syaikh Ibnu Utsaimin, Darul Bashirah
3. Adhwaa’ul Bayaan, Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithi
4. Al-Muntaqa min Dzamil Hawa (Ibnul Jauzi), Kholid Abu Shalih, Darul Wathan
5. Sihaamul A’yun, DR. Abdullah bin Ali Al-Ju’aitsin
6. Al-Kabai’ir, tahqiq Syaikh Masyhur Hasan Salman, maktabah Al-Furqon
7. Sur’atul ‘Iqob liman Kholafa As-Sunnah wal Kitab, Abu ‘Ammar Muhammad bin Abdillah Bamusa, darul Iman.
8. Manarus sabil, karya Ibnu Dhouyan, tahqiq ‘Ishom Al-Qol’aji, terbitan Maktabah Al-Ma’arif
9. Al-Minhaj syarh shahih Muslim, Imam An-Nawawi, darul Ihyaut Turots, cetakan kedua
10. Tuhfatul Ahwadzi, Al-Mubarokfuri, Dar Ihya’ at-Turats al-‘Arabi
11. Al-Bidayah wan Nihayah, karya Ibnu Katsir, Maktabah Ma’arif Beiruut
12. Raudhatul Muhibbin, karya Ibnul Qoyyim, tahqiq Sayyid ‘Imron, terbitan Darul Hadits
13. Silsilatul Ahadits Ad-Dho’ifah, Syaikh Al-Albani, Maktabah Al-Ma’arif
————————-
[1] Ibnu Taimiyah menjelasakan bahwa merupakan hal yang telah diketahui bersama bahwa di antara para wanita ada yang berupa elok yang  hal ini merupakan ibrah dan tanda adanya pencipta, namun apakah ada seorang muslim (sejati) yang berkata, “Seseorang boleh memandang paras para wanita yang bukan mahramnya –yang para wanita tersebut adalah bagian dari alam semesta- karena ini merupakan ibadah”?, maka barangsiapa yang menjadikan pandangan yang seperti ini merupakan ibadah maka dia telah kafir murtad (karena dia telah menganggap maksiyat sebagai ibadah-red) wajib diminta taubatnya dan jika tidak bertaubat maka hendaknya dibunuh. (Al-Fatawa 15/414)
[2] HR.Ath-Thabrani no:8018 dan Ibnu ‘Adi (Al-Kamil 6/2048) dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani (Ash-Shahihah no:1525) karena ada syahidnya dari hadits Ubadah bin Shamit.
[3] Syair ini disebutkan oleh Syaikh Muhammad Amin As-Syinqithi dalam tafsirnya surat An-Nuur ayat 31
[4] HR At-Thirmidzi 3/476 no 1173 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani (lihat As-Shahihah 6/424 no 2688)
[5] Tuhfatul Ahwadzi 4/283
[6] Berkata Syaikh Masyhur Hasan Salman, “Atsar ini disebutkan oleh As-Suyuthi dalam Ad-Dar Al-Mantsur  (2/500) dan ia menyandarkannya kepada Ibnu Jarir (8/245 no 9207) dan kepada Ibnul Mundzir  (2/671 no 1670) dan Ibnu Abi Hatim (3/934 no 5217), dan Al-Baihaqi dalam Asy-Syu’ab no 7150 dari jalan Sa’id bin Jubair bahwasanya ada seorang pria bertanya kepada Ibnu Abbas “Berapa jumlah dosa-dosa besar?, apakah jumlahnya tujuh?”. Ibnu Abbas berkata, “Jumlahnya lebih dekat kepada tujuh ratus daripada tujuh, hanya saja tidak ada dosa besar jika diiringi dengan istighfar dan tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus”, dengan sanad yang shahih mauquf kepada Ibnu Abbas. (Lihat Al-Kaba’ir hal 47)
Berkata Syaikh Abu Muhammad bin Abdissalam tentang definisi “terus menerus” “Yaitu dosa kecil itu ia lakukan berulang-ulang sehingga ia merasakan sedikitnya kepeduliannya dengan agamanya, yaitu ia merasakan bahwa ia telah melakukan dosa besar dengan dosa-dosa kecil tersebut”, ia juga berkata, “Demikian juga berkumpul dosa-dosa kecil yang bermacam-macam dimana ia merasakan dengan seluruh dosa-dosa kecil yang beraneka ragam tersebut sebagaimana telah melaksanakan dosa besar yang paling kecil” (Al-Minhaj 2/87)
[7] HR Muslim no 45
[8] HR Abu Dawud no 2149 (Kitabun Nikah), At-Tirmidzi no 2777 (Kitabul Adab), dan berkata At-Tirmidzi,  Hasan Gharib. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shohihul Jami’ no 7953
[9] HR Al-Bukhari no 1513 (Kitabul Hajj) dan no 1854 (Kitab Jaza As-Soid) dan Muslim no 407 (Kitabul Hajj). Dalam riwayat Ahmad pada Musnadnya (1/211) disebutkan bahwa Al-Fadl menyifati wanita tersebut  adalah wanita cantik, dan Al-Fadlpun memandangnya, lalu Nabi mengetahui bahwa Al-Fadl sedang memandang sang wanita maka Nabipun memalingkan wajah Al-Fadl. Kemudian Al-Fadl mengulangi pandangannya lagi namun nabi memalingkan wajahnya kembali hingga tiga kali.
[10] Adhwaa’ul Bayan, tafsir surat 24/31
[11] HR Al-Bukhari no 6343 (Kitabul Isti’dzan), Muslim no 20,21 (kitabul Qadar), dan lafal hadits ini pada riwayat Ahmad dalam Musnadnya 2/343
[12] Adhwaa’ul bayan, tafsir An-Nuur 31
[13] HR Al-Bukhari no 5096 (Kitabun Nikah) dan Mulim no 97,98 (kitab Adz-Dzikir)
[14] HR Muslim no 99 (kitab –Adz-Dzikir)
[15] Yang lebih menyedihkan lagi tidak sedikit dari kaum muslimin yang menyambut propaganda mereka , mereka berbondong-bondong membeli parabola, berbondong-bondong meramaikan bioskop-bioskop dan yang semisalnya. Mereka benar-benar telah ikut meramaikan dan melariskan propaganda orang-orang kafir. Inna lillah…
[16] HR Al-Bukhari no 304  (Kitabul Haidh, Bab tarkul Haa’idhi  Ash-shaum)
[17] Lihat Syarah Riyadhus Shalihin, awal bab taubat
[18] Adhwaul Bayan, tafsir surat 24/31
[19] Majmu’ Al-Fatawa 15/375
[20] QS 40 ayat 19
[21] Adhwaul Bayan, tafsir surat 24/31
[22] QS 40 ayat 19
[23] Dzammul Hawa hal 65
[24] Dzammul Hawa hal 63
[25] Shahihul Bukhori no 6308
[26] Kain yang digunakan untuk menutup ka’bah.
[27] Dzammul Hawa hal 67.
[28] Dzammul Hawa hal 64.
[29] Dzammul Hawa hal 64
[30] Dzammul Hawa hal 65
[31] Dzammul Hawa hal 63
[32] Ad-Da’ wad Dawa’ hal 232-236
[33] Ad-Da’ wad Dawa’ hal 127
[34] Al-Bidayah wan Nihayah (11/ 64)
[35] Ad-Daa’ wad Dawa’ hal 257,258
[36] HR Ath-Thabrani di Al-Mu’jam Al-Kabir no 11842, dan disebut oleh Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid (10/191-192) dan berkata, “Pada sanadnya ada perawi yang bernama Abdurrahman bin Muhammad bin Abdillah Al-‘Azmi, dan dia perawi yang dha’if”. Aku berkata (Khalid Abu Shalih),”Dan hadits ini ada syahidnya dari hadits Abdullah bin Mughaffal, sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (4/87)” Lihat Dzammul Hawa  hal 76
[37] Dzammul Hawa hal 76
[38] Diringkas dan disadur dengan tasharruf dari tulisan Doktor Abdullaoh bin Ali Al-Ju’aitsin yang berjudul “Sihaamul A’yun” dan disertai tambahan dari penulis
[39] Majmu’ Al-Fatawa 15/396
[40] Raudhotul Muhibbin hal 95-103
[41] Apalagi di Indonesia. Orang yang menundukkan pandangannya kearah bawah saja terkadang tidak selamat dari memandang aurat wanita –apalagi ketika naik  kendaraan yang bercampur baur dengan wanita-, terlebih lagi orang yang matanya jelalatan ke sana kemari!
[42] Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani (sebagaimana diisyaratkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ad-Dho’ifah I/62 no 5, beliau berkata, “Sanadnya shahih sesuai dengan persyaratan Imam Muslim”)
[43] Dzammul Hawa hal78
[44] Sebagaimana dinukil dalam manarus sabil 2/122
[45] QS Al-Baqoroh ayat 25, yaitu para wanita surga mereka suci terbebas dari haid, ingus, dahak, kencing, tai,  mani, ludah dan hal-hal yang kotor. Hal ini sebagaimana tafsiran dari Ibnu Abbas dan juga Mujahid (Lihat tafsir Ibnu Katsir QS 2:25)
[46] HR At-Thirmidzi no 3492, Abu Dawud no 1551, An-Nasai no 5444, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani.



--------------------------------------------------------------
Praise be to Allah Lord of the Worlds 
Peace and blessings of Allah be upon His Messenger Muhammad